louis-braille
louis-braille

Siapapun orangnya sangat penting untuk memiliki kemampuan membaca dan menulis, karena hal ini merupakan jembatan bagi kita untuk dapat mempelajari pengetahuan baru. Termasuk juga bagi para kawan difabel netra, dengan menggunakan huruf braille mereka dapat melakukan aktivitas membaca dan menulis sehingga hal ini bisa menjadi cara terbaik untuk mereka memperoleh berbagai informasi.

Braille adalah sebuah sistem simbol yang melambangkan huruf, angka dan tanda baca yang tersusun atas titik-titik timbul yang bisa diraba oleh kawan difabel netra yang kemudian dapat diartikan sebagaimana membaca pada umumnya. Sistem huruf braille ini disusun sedemikian rupa dan memiliki bentuk standar sehingga dapat diajarkan sebagaimana kita belajar alphabet, angka dan tanda baca.

Huruf braille diciptakan oleh seorang berkebangsaan Prancis, yaitu Louis Braille pada sekitar abad ke 19. Hari lahir Louis Braille pada 4 Januari 1809 selanjutnya diperingati sebagai hari Braille sedunia. Pada awalnya penggunaan huruf ini diperuntukan bagi militer pada era Napoleon Bonaparte yang menginginkan sebuah sistem huruf yang bisa dibaca di malam hari. Namun siapa sangka, karena huruf inilah kemudian para kawan difabel netra di seluruh dunia dapat membaca dan mengakses informasi dengan lebih mudah.

Pada perkembangannya, kini penggunaan huruf braille sangat luas, bukan hanya terbatas pada sistem huruf latin saja tetapi juga pada not musik dan bahkan Alquran.

Belajar Membaca dan Menulis huruf Braille

Untuk belajar cara menulis dan membaca huruf braille ada sebuah alat bernama “Pantule atau papan tulis braille“. Dengan pantule, kawan difabel netra dapat dengan mudah belajar menulis braille, pantule merupakan sebuah papan kayu berlubang yang kemudian bisa diisi dengan paku kecil sesuai huruf yang ingin ditulis.

pantule
pantule

Alat lainnya yang sering digunakan adalah metode menulis dengan menggunakan reglet, sebuah alat yang terdiri dari papan plastik dan alat seperti jarum yang akan berfungsi sebagai “pensil”. Kawan difabel netra akan membuat titik-titik timbul dan kemudian hasilnya dibalik agar dapat dibaca.

Melalui berbagai alat pembelajaran ini, harapannya tentu agar para kawan difabel netra tidak memiliki halangan untuk membaca dan memiliki minat literasi sehingga mempunyai pengetahuan yang luas.

Merawat Buku Braille

Pada saat ini telah banyak ditemukan buku-buku braille, baik itu di marketplace atau toko-toko buku. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa buku braille ini memiliki penanganan yang jauh berbeda dengan buku kebanyakan. Buku bertuliskan huruf Braille, bukan hanya perlu dijaga kertasnya saja tetapi juga titik-titik timbul huruf yang ada di tiap halamannya. Oleh karena itu, Buku Braille tidak boleh ditumpuk dan harus disimpan dalam keadaan berdiri.

Selain itu, buku Braille juga diusahakan harus disimpan jangan terlalu rapat. Dibutuhkan ruang penyimpanan yang lebih longgar agar setiap buku mendapatkan ruang yang cukup sehingga tidak berdempetan.

Tekhnik peletakkan buku Braille ini sangat penting mengingat jika penanganannya tidak tepat, dalam jangka waktu tertentu, titik timbul yang ada dapat melesap dan permukaan kertas menjadi rata. Jika ini terjadi, tentu kawan difabel netra tidak dapat membacanya dengan baik. Karena jika salah satu titik yang ada melesap, maka tulisan pada buku tersebut dan informasinya menjadi tidak bisa dibaca.

Pengenalan membaca dan menulis braille akan membuat kawan difabel netra memiliki pengetahuan yang semakin kaya. Mereka bisa belajar bahasa asing, membaca ayat suci, bahkan menggunakan komputer dengan mempergunakan huruf braille.

Facebook Comments