Sebuah Puisi Buat Sahabat. , jika kamu merindukan dia sang sahabat apakah artikel ini membuatmu semakin merindukanya??? Dikutip dari huangjiajia.com . Sebuah pengakuan seorang sahabat yang ditulis sebagai ”Surat Buat Seorang Sahabat”
Surat Buat Seorang Sahabat (1)
Kini aku menyadari siapa aku sebenarnya, setelah aku
mengenal dirimu yang telah membuatku sadar dari arti cinta
yang sebenarnya. Kau pulalah yang telah menyadarkan,
bahwa aku benar-benar seorang lelaki yang membutuhkan
kasih dan kelembutan dari seseorang wanita.
Kau yang membuatku tahu apa arti hidup ini. Kau yang
membuatku hidup kembali, penuh semangat dan
kegairahan….
Tapi……
Kau pula yang menghancurkan bunga yang sedang mekar,
setelah kau petik akhirnya layu…., gersang dan kini kau
tinggalkan.
Tapi bagi diriku itu bukan suatu persoalan. Semuanya
kuterima dengan senyum, walau kutahu hati menjerit di
tengah lamunan. Namun aku pasrah….
Aku akan selalu menghargaimu, walau kini kau telah memilih
jalanmu sendiri, yang membuatku seakan mengerti begitu
dangkalnya hatimu padaku.
Aku sadar, betapa miskinnya diriku. Hanya beginilah aku, dan
akan tetap begini. Aku tetap aku yang dulu yang hanya dapat
menyayangimu dan mengasihimu melalui sucinya hatiku.
Hanya satu yang kuinginkan darimu. Janganlah kau sakiti dan
kau khianati cinta dari orang yang kelak hadir dihatimu. Biarlah
hanya aku yang merasakan palsunya arti cinta darimu.
Walau sebenarnya berat hati melepasmu. Aku hanya dapat
berkata , Semoga sukses dalam segala galanya. Dan hanya
doalah yang dapat mengiringimu .
Selamat jalan kasih…..
Aku hanya dapat mengharap, semoga bahagialah dirimu dan
damailah kau disisinya….
Surat Buat Seorang Sahabat (2)
Sahabat,…
Sebenarnya suatu dosa bagiku untuk melakukan hal ini.
Namun, jeritan hatiku saat ini, seperti deburan ombak
memukul karang. Dimana setiap deburan akan
mengguncangkan sekujur tubuhku dan mendenyutkan
seluruh urat nadiku, yang akhirnya aku terpaksa berbuat ini.
Yah… menulis sebuah goresan terbuka untukmu, semoga
pada saat ini kau dapat membacanya.
Sahabat,…..
Sebenarnya aku ingin membuat goresan ini lebih pagi, namun
hal ini tetap kupendam, selayaknya menunggu matahari pagi
dalam alam yang berkabut.
Sahabat,…..
Mungkin sampai detik inipun, kau tiada mengetahui hatiku ini
yang sebenarnya. Meskipun aku ini diam,… dan diam,
namun hatiku menangis…. menjerit.
Sungguh aku tak menduga sebelumnya, dalam penantianku
ini, tiba2 kau melarikan diri dari kenyataan. Yang buruk buat
kau dan lebih buruk lagi bagiku.
Ah, bila hal ini terus kubayangi dalam alam pikiranku yang
penuh khayalan ini, yach…seolah olah dunia ini makin sempit
buat penghidupanku. Sungguh tiada kuduga bahwa hal ini
akan kualami dengan segala kegagalan. Seandainya aku lebih
berani dari kenyataan mungkin hal seperti ini tak akan kualami
separah ini.
Kini aku akan pergi… yach…Pergi dengan keparahan yang
terlalu dalam dari suatu benih cinta yang mati sebelum ada
penghidupan.
Di antara kepingan kepingan hatiku kini, ku minta ketulusanmu
untuk mendoakan kepergianku, kepergian seorang rekan
bersama angin lalu. Dan entah kemana hatiku ini akan kubawa
serta. Dan kulangkahkan jejak jejakku entah kemana…..
*0*
Sahabat Sejati sulit dicari namun bukan berarti mustahil untuk di temukan, beruntunglah kalian yang menemukanya…