Sering kali aku merasa cemas akan keadaan hidup ini. Betapa tidak? Karena yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi. Kekayaan dapat hilang seketika dalam semalam.
Pekerjaan yang mapan bisa lenyap begitu saja karena persaingan atau di PHK. Pendapatan yang tadinya cukup untuk biaya kebutuhan sehari hari, kini semakin menipis dan terbatas dengan kenaikan berbagai harga barang. Belum kebutuhan anak, sekolah, bayar listrik, telepon, anak sakit, tagihant yang semakin membengkak. Oh my God.
Bisa gila jika dihitung satu persatu pengeluaran rutin, sementara pendapatan tak kunjung bertambah.
Hiduplah seperti ikan di aquarium
Pada saat-saat yang bimbang, Aku mencoba menatap ikan-ikan di akuarium. Yang sedang berenang dengan lincahnya kesana kemari. Mereka seolah-olah happy. Tidak perlu capek memikirkan beban hidup seperti Aku ini. Mereka hanya makan dan makan ketika tuannya memberi makan. Mereka tidak perlu bekerja, dan mereka tidak pernah kelaparan.
Aku berdoa kepada Tuhan. Ya Tuhan jadikan Aku seperti ikan-ikan di dalam akuarium, lalu Tuhan menjawabku dalam satu renungan.
Apakah ikan-ikan sadar bahwa mereka hidup dalam akuarium? Mungkin saja, mereka juga cemas ketika lapar. Namun tiap hari mereka mendapat makan yang cukup pada waktunya. Mereka tidak pernah sadar bahwa mereka ada di dalam akuarium.
Engkau adalah ikan-ilan di dalam akuarium. Sama halnya tidak ada satupun ikan yang sadar bahwa mereka ada di akuarium. Engkaupun tidak. Apapun yang engkau cemaskan, Tuhan melihatnya lewat kaca tanpa kau sadari. Ketika engkau diam berhari-hari di sudut dua batu, Tangan Tuhan pasti menyapamu dan mengelitikmu. Ketika air akuarium habis, Tuhan pasti akan menambahnya sesuai ukuran.
Dan yang jelas, makanan ikan selalu tersedia siang dan sore, Kita hanya cukup menjadikan diri kita indah di mata Tuhan. Berusaha semampu kita, dan berdoa atas keberkahan hidup yang diberikan Tuhan.
Sebuah renungan Kehidupan dari Ikan Dalam Akuarium, menyentuh hati dicatat dari huangjiajia.com.