Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono part 2.

BERJALAN KE BARAT WAKTU PAGI HARI
Oleh : Sapardi Djoko Damono

waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di
belakang

aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan

aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami
yang telah menciptakan bayang-bayang

aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara
kami yang harus berjalan di depan

BUNGA, 1
Oleh : Sapardi Djoko Damono

(i)
Bahkan bunga rumput itu pun berdusta.
Ia rekah di tepi padangwaktu hening pagi terbit;
siangnya cuaca berdenyut ketika nampak sekawanan gagak
terbang berputar-putar di atas padang itu;
malam hari ia mendengar seru serigala.

Tapi katanya, “Takut? Kata itu milik kalian saja, para manusia. Aku
ini si bunga rumput, pilihan dewata!”

(ii)
Bahkan bunga rumput itu pun berdusta.

Ia kembang di sela-sela geraham batu-batu gua pada suatu pagi,
dan malamnya menyadari bahwa tak nampak apa pun dalam gua
itu dan udara ternyata sangat pekat dan tercium bau sisa bangm
dan terdengar seperti ada embik terpatah dan ia membayangkan
hutan terbakar dan setelah api ….

Teriaknya, “Itu semua pemandangan bagi kalian saja, para
manusia! Aku ini si bunga rumput: pilihan dewata!”

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

BUNGA, 2
Oleh : Sapardi Djoko Damono

mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik
taman memetiknya hari ini; tak ada alasan kenapa ia ingin berkata
jangan sebab toh wanita itu tak mengenal isaratnya — tak ada
alasan untuk memahami kenapa wanita yang selama ini rajin
menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan cinta itu
kini wajahnya anggun dan dingin, menanggalkan kelopaknya
selembar demi selembar dan membiarkannya berjatuhan
menjelma
pendar-pendar di permukaan kolam

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

BUNGA, 3
Oleh : Sapardi Djoko Damono

seuntai kuntum melati yang di ranjang itu sudah berwarna coklat
ketika tercium udara subuh dan terdengar ketukan di pintu
tak ada sahutan
seuntai kuntum melati itu sudah kering: wanginya mengeras di
empat penjuru dan menjelma kristal-kristal di udara ketika
terdengar ada yang memaksa membuka pintu
lalu terdengar seperti gema “hai, siapa gerangan yang telah
membawa pergi jasadku?”

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono Part 2.

Di atas merupakan Puisi-puisi Karya Sapardi Djoko Damono,salah satu maestro sastra Indonesia yang terkenal akan puisi-puisi yang penuh makna.

Silahkan sobat klik label posting ”Puisi-puisi Hati” untuk melihat koleksi Kumpulan Puisi lainya di blog ini ..

Facebook Comments