Kebahagiana itu apa sih? Apakah sama dengan perasaan senang?
Apa sih ukuran bahagia?
Dalam kebahagiaan muncul kesedihan dan di tengah gempuran sedih muncul secercah bahagia. Kadang batasnya sulit dikenal,dia memiliki wujud yang sulit diukur. Terkadang terselip di tengah intan permata dan terkadang bercahaya dibalik lumpur nista.
Benarkah sobat bahagia di antara kecukupan yang telah diberikan? Atau sobat sedang tertawa di antara luka yang menusuk.
Bahagia tak diukur dari lahir, ukurannya hanya diketahui oleh si pemilik tubuh. Begitu juga sedih juga tak bisa ditebak dalam balutan rumus- rumus manusiawi. Dianya terkadang datang dan pergi bagaikan hantu di malam hari. Karena tak ada yang abadi dalam hidup, semuanya akan berakhir di ujung jalan, berganti dengan yang lain.
Kebahagiaan hanya untuk sementara, lalu datang luka dan perih yang juga tak akan abadi. Begitulah seterusnya sampai hidup mencapai titik akhir.
Lantas indahkah hidup yang tak abadi? . Bersaing dengan dunia, mengejar materi, mencapai titik tertinggi hanya membuang-buang waktu saja?. Oh tidak, tidaklah seperti itu melihat hidup.Hidup tidak untuk mengadu keluhan, justeru karena dia tak abdi maka kita menjadi sosok yang seimbang. Tidak selamanya kebahagiaan dari sudut pandang tertentu adalah selamanya baik, terkadang dia malapetaka. Dan tidak selamanya kesedihan adalah bencana, terkadang dia ingatan yang mengingatkan kita bahwa ketidakabadian di sini adalah indah.
Namun kita masih melangkah dalam bahagia dan sedih tanpa jarak dan ukuran yang pasti. Berbicara ukuran yang pasti, keberuntungan selalu milik orang yang menghembuskan nafas terakhir di saat bibirnya, hatinya dan bahkan pikirannya tersenyum indah.
Dapatkah kita menjadi orang itu, yang menghembuskan nafas terakhir dalm keadaan tersenyum tulus.?