Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut.
Bayi yang baru lahir memang sudah memiliki antibodi alami yang disebut kekebalan pasif. Antibodi tersebut didapatkan dari ibunya saat bayi masih di dalam kandungan. Akan tetapi, kekebalan ini hanya dapat bertahan beberapa minggu atau bulan saja. Setelah itu, bayi akan menjadi rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Berikut jenis-jenis imunisasi Bayi.
Jenis-jenis Imunisasi Bayi
Hepatitis B
Merupakan penyakit infeksi hati paling berat yang disebabkan oleh virus. Cara penularannya bisa melalui jarum (tato, alat suntik, dll) yang mengandung virus hepatitis, melalui air liur, keringat, serangga-serangga penghisap darah seperti nyamuk, ataupun akibat luka pada tubuh yang menyentuh benda-benda yang terkena virus hepatitis B.
Penyakit ini berbahaya karena belum ada pengobatan untuk menyembuhkannya. Saat ini, pengobatan yang dilakukan bagi penderitanya bukan untuk mengobati melainkan merupakan perawatan pendukung untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Pemberian vaksin hepatitis B dapat melindungi sampai 96% selama 5 tahun. Setelah lewat 5 tahun dapat diberikan tambahan vaksin unutk memperpanjang daya lindungnya bagi tubuh. Pemberian vaksin ini dapat dilakukan sejak bayi lahir.
Polio
Nama lengkap polio adalah poliomielitis. Cara penularannya melalui percikan ludah, makanan atau minuman yang telah tercemar virus polio.
Virus polio berbahaya karena menyerang saraf dan otot, sehingga otot menjadi kecil dan menyebabkan kelumpuhan. Walau dapat sembuh, seorang yang pernah terkena polio biasanya akan mengalami pincang seumur hidup.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, OPV, dimana vaksin dilakukan melalui oral atau dengan cara diteteskan pada mulut. Cara kedua adalah dengan IPV, yaitu pemberian vaksin melalui injeksi atau suntikan. Vaksin polio dapat diberkan sejak seminggu setelah lahir dan diulang 5 kali sampai usia 5 tahun.
DPT
Merupakan singkatan dari Difteri, Petusis, Tetanus. Virus Difteri dan Petusi dapat menular melalui percikan ludah pada waktu batuk, bersin, atau berbicara, juga dapat melalui media seperti saputangan, handuk, atau alat makan yang telah tercemar virus. Sedang tetanus menular melalui luka, congek atau tali pusat yang tidak steril.
Difteri adalah penyakit pada tenggorokan dan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa hari. Difteri menyebabkan kerusakan otot jantung dan membuat tenggorokan tersumbat.
Petusis yang lebih dikenal dengan batuk 100 hari atau batuk rejan merupakan penyakit yang menyebabkan radang pernafasan. Batuk berlangsung dalam waktu lama sehingga dikenal dengan batuk 100 hari. Cirinya adalah batuk panjang, terdengar bunyi “whoop” dan biasanya disertai muntah. Petusis dapat menyebabkan kematian karena penderitanya kesulitan bernafas, menyebabkan radang otak dan radang paru-paru.
Sedangkan Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan tubuh kejang dan mulut terkancing tidak bisa terbuka.
DPT biasa diberikan melalui suntikan pada paha. Pemberian vaksin DPT dapat mulai diberikan pada saat anak berumur 3 bulan. Vaksin ulangan dapat diberikan setiap 5 tahun.
Campak
Dikenal juga dengan nama tampak. Penularannya melalui pernafasan dari penderitanya. Pemberian vaksin dapat diberikan saat anak berumur 9-14 bulan dan diulang dengan pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella / campak Jerman)
Cirinya adalah timbulnya bintik-bintik merah pada tubuh disertai panas tinggi. Penyakit ini berbahaya pada anak dan bayi karena dapat menyebabkan radang otak, diare, radang paru-paru dan kejang akibat panas tinggi.
Manfaat imunisasi pada bayi
Menurunkan angka kematian anak
Sebelum vaksin ditemukan, banyak anak yang harus meregang nyawa akibat penyakit-penyakit, seperti campak, polio, dan batuk rejan. Saat ini, berkat adanya vaksin, penyakit tersebut bisa dicegah dan angka kematian pun turun drastis.
Imunisasi juga bisa melindungi lingkungan sekitar
Tidak hanya melindungi diri sendiri, imunisasi juga penting untuk melindungi lingkungan sekitar. Sebagai contoh, tidak semua anak memiliki kesempatan untuk bisa di imunisasi karena usianya yang masih terlalu muda atau karena penyakit tertentu seperti kanker.Sehingga, jika anak-anak yang bisa diimunisasi menerima dosisnya secara tepat, maka risiko anak lain yang tidak bisa diimunisasi tertular penyakit bisa berkurang.
Mencegah keluarnya biaya pengobatan
Imunisasi bisa mencegah si kecil terkena berbagai macam penyakit berbahaya. Apabila penyakit tersebut sampai menyerang, tentu biaya yang dikeluarkan tidak akan sedikit. Selain itu, orangtua juga akan merasa lebih aman karena anak sudah memiliki pelindung di dalam tubuhnya.
Dilihat dari manfaatnya saja, artinya melakukan imunisasi pada bayi baru lahir sangatlah penting. Dengan melakukan berbagai macam imunisasi akan membuat imun bayi menjadi lebih kuat. Pastikan anda membuat nyaman bayi ketika sedang imunisasi, karena umumnya bayi akan menjadi rewel. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan popok bayi yang membuat nyaman si kecil. Anda tidak perlu khawatir lagi, anda bisa menggunakan popok merries sebagai refensi popok bayi dengan tiga lapisan yang anti bocor dan dipastikan sirkulasi udaranyapun baik.