Rekomendasi Tempat wisata Ciamis yang wajib dikunjungi di kala akhir pekan kali ini adalah “Curug 7 Cibolang“, tempat wisata alam ini berlokasi di desa Sanding Taman, Kecamatan Panjalu atau berjarak sekitar 30 Km dari pusat kota Ciamis. Arahnya mengikuti Jalan ke Panjalu, dan berbelok ke jalan kecil, yang sayangnya masih banyak yang rusak sehingga harus hati – hati saat melewatinya. Jangan lupa pastikan kendaraanya fit karena jalannya cukup menanjak curam.
Apa yang ada di Curug 7 Cibolang ?.
Ini adalah destinasi wisata alam yang menyajikan keindahan alam pegunungan Ciamis. Disini kita bisa menikmati pepohonan rimbun Hutan Pinus, Bumi Perkemahan, Air Terjun, dan spot foto pemandangan yang menarik.
Saya berkunjung kesini pada bulan Agustus, dimana musim kemarau sedang pada puncak-puncaknya. Hawa dingin terasa menyegarkan khas pegunungan. Kami tiba sekitar pukul 10 siang, terlihat beberapa warung yang menawarkan untuk parkir. Nah jika memilih parkir disini kita harus berjalan sekitar 500 meter ke pintu gerbang, jadi sebaiknya memilih parkir di depan pintu gerbang saja jangan di warung depan. Kebetulan hari itu bukan hari weekend melainkan hari kamis sehingga suasananya masih sangat sepi, kata ibu warung baru ada 2 motor yang singgah dan serombongan mobil yang botram di perkemahan Cibolang. Tarif parkir adalah Rp 5000, sedangkan tiket masuknya sendiri adalah Rp 7500. Sangat terjangkau, sehingga cocok sekali menghabiskan waktu disini.
Tidak terlihat ada petugas resmi yang berseragam disini, hanya ada para penunggu warung yang tersebar di beberapa tempat. Setelah membeli tiket, kami melangkahkan kaki ke kawasan Curug 7. Jalanannya sudah tertata rapi, pohon pinus berjajar di kiri kanan langkah kami. Setelah berjalan sekitar 5 menit kami sampai di gerbang menuju perkemahan Cibolang, arahnya ke bawah, sedangkan jika ke Air terjun no 1 kita mengambil jalan ke kiri.
Jalanan mulai agak menanjak, dan kami bertemu lagi dengan persimpangan. Ke kanan adalah Air terjun no 1, sedangkan ke kiri adalah air terjun no 6 dan 7. Kami mengambil jalan ke kanan dan bermaksud ke air terjun no 1 terlebih dahulu.
Dari persimpangan mungkin sekitar 5 menit lagi berjalan hingga kami mendengar bunyi gemuruh air, yang menandakan sudah tidak jauh lagi. Dan benar saja, Air Terjun yang indah telah tersaji di depan mata kami. Rasanya baru kami yang sampai di sana pada hari itu, masih sepi sekali. Ada 1 warung yang buka, nampak antusias menyambut kedatangan kami. Gemericik air yang jatuh ke batu, sangat menenangkan hati. Tinggi Air terjun ini katanya sampai 120 meter, dan memang terlihat sangat tinggi. Kami membasuh muka, foto-foto dan berkali-kali takjub dengan pemandangan yang terpampang. Walaupun waktu itu puncak musim kemarau, airnya masih mengalir cukup deras.
Mengunjungi Air Terjun lainnya di Curug 7.
Sesuai dengan namanya, disini terdapat 7 air terjun yang letaknya berdekatan. Untuk itu kami merasa penasaran dengan keberadaan air terjun yang lainnya. Tidak ada petugas resmi yang bisa kami tanya, selain itu papan penunjuk jalan juga sangat minim sekali. Akhirnya setelah bertanya ke penunggu warung, kami mengambil jalur ke kiri dari Air terjun no 1 untuk menuju ke air terjun lainnya. Jalanannya kecil dan cukup terjal, sepertinya sangat jarang ada manusia yang melewati jalan ini. Berjalan sekitar 5 menit kami bertemu dengan persimpangan, dan bangunan warung. Sialnya kami salah arah mengambil jalan dan malah memutar kembali ke arah perkemahan Cibolang. Papan penunjuknya sangat tidak jelas dalam memberikan informasi.
Kamipun terpaksa kembali lagi, yang sialnya jalanannya menanjak sehingga cukup menguras tenaga. jalan yang seharusnya kami ambil ternyata jalan kecil ke kanan. Dari sini cukup dekat hingga bertemu dengan Air terjun no 3, disini sangat sepi walau terlihat ada bekas orang “ngaliwet” yang mungkin mereka kesini pada hari hari sebelumnya. Air terjun ini lebih pendek daripada air terjun no 1, lagi-lagi tidak ada papan penunjuk yang memadai yang bisa kita baca disini.
Kami beranjak menuju air terjun selanjutnya, mengambil jalan ke kiri dari air terjun no 3. Jalanannya benar-benar kecil, tak nampak familiar dilewati oleh orang. Nampaknya jarang sekali ada orang yang sampai ke air terjun yang kami tuju ini. Jalanan semakin menanjak dan berliku-liku, entah berapa kali saya dan teman berhenti mengambil nafas yang semakin habis. Setelah cukup lama mendaki, kami sampai juga di air terjun no 4, atau 5 entahlah karena tidak ada papan informasi yang bisa kami baca. Air terjun ini identik dengan air terjun no 3 dibawah, hanya saja banyak batuan besar di sini.
Kami mengambil jalan ke kiri lagi, berharap menemui Air terjun selanjutnya. Jalanan kali ini berubah menjadi menurun, jika musim hujan rasanya akan sangat licin sehingga haru ekstra hati-hati. Lama berjalan, kami justru kembali ke persimpangan awal dan tidak mendapati Air tejun yang lainnya, padahal jika lihat papan penunjuk dikatakan ada Air terjun no 3,4,5 tetapi kami hanya menemukan dua diantaranya. Kami kembali ke air terjun no 1, dan sejenak mampir diwarung untuk membeli minuman. Jujur bagi kami yang tidak terbiasa trekking, jalur tadi cukup menguras tenaga.
Menuju Air Terjun no 6 dan 7.
Menurut penunggu warung, Air terjun no 2 letaknya di bawah air terjun no 1 dan tidak ada jalan menuju untuk melihatnya. Untuk no 3,4,5 juga baru ada 2 yang bisa kita temui, kemungkinannya jalan menuju air terjun yang lain itu masih belum dibuka sehingga tidak kita dapati. Kami memutuskan untuk mengunjungi air terjun yang tersisa, yakni no 6 dan 7.
Dari persimpangan awal, kali ini kami mengambil jalan ke kiri. Lagi-lagi sangat sepi, jalanan kecil ini terlihat cukup menyeramkan di siang menjelang sore itu. Jaraknya cukup jauh, sekitar 15 menit dengan kontur menanjak. Dengan nafas setengah-setengah kami memaksa naik menuju air terjun selanjutnya. Anehnya di tengah kesepian, kami berjumpa dengan sepasang muda-mudi, sedang apa di tempat sesepi ini ?. Kami hanya bertegur sapa sebentar dan melanjutkan perjalanan.
Kami akhirnya tiba, air terjun ini terlihat lebih pendek daripada air terjun yang kami temui sebelumnya. Mungkin lebih mirip terlihat seperti riam kecil saja, airnya sangat jernih. Disini suasananya sangat berbeda, rimbun pepohonan membuatnya sedikit creepy. Kami berniat naik terus untuk melihat apakah ada air terjun yang lainnya, tetapi nihil karena jalan justru terlihat berakhir.
Kami memutuskan untuk menyudahi perjalanan ini dan turun menuju ke pintu gerbang awal. Perjalanan ke bawah jauh lebih menyenangkan daripada saat kita naik tentunya. Ada beberapa orang kami temui berpapasan di dekat gerbang. Mungkin sebaiknya kesini siang menjelang sore, agar banyak barengan. kami memutuskan untuk mampir ke mushola dan menunaikan kewajiban. Ada toilet disini, namun sayangnya tidak terawat sehingga terkesan kotor dan tidak nyaman.
Saran Untuk Curug 7
Tempat wisata Ciamis ini harapannya tentu dapat dikelola dengan baik sehingga mendatangkan banyak wisatawan. Pengelola dimana katanya adalah Perhutani, sebaiknya menambah wahana, seperti untuk aktifitas outbond misalnya atau dibangun spot-spot foto instaramable kekinian yang bisa menyedot lebih banyak anak muda untuk mengunjungi tempat ini. Tempatkan petugas resmi yang sigap untuk memberi informasi kepada pengunjung, petunjuk jalan yang jelas, dan tidak lupa tempat sampah agar pengunjung dapat membuang sampah dengan tertib.
Tidak hanya makanan dan minuman, mungkin warung souvenir dan oleh-oleh juga bisa ditambahkan jika kelak tempat ini semakin ramai. Tata dengan rapi warung yang ada, serta perbaiki akses jalan menuju Curug 7 agar lebih mudah lagi dijangkau.
Curug 7 pada akhirnya memang sangat cocok untuk melepas penat, suasana pegunungan, hutan pinus dan gemericik air terjun sangat menenangkan jiwa. Kunjungilah Curug 7 ketika kamu kebetulan sedang berada di Ciamis, dan nikmati pemandangannya yang memanjakan mata.