Mas Budi, supir Ayah yang selalu menggunakan jam tangan berwarna hijau tua ini hatinya sedang berbunga-bunga. Ia baru saja bertemu dengan wanita cantik setelah mengantar Ayah ke kantor tadi pagi. Wanita ini sedang membeli bubur ayam ketika Mas Budi sedang sarapan di tempat yang sama. Kelihatannya wanita ini tinggal tidak jauh dari sini. Karena Mas Budi terkesan dengan kecantikan dan pesonanya, setelah wanita ini pergi, Mas Budi langsung menghampiri tukang bubur yang beberapa hari ini menjadi langganannya. Tukang bubur itu mengatakan bahwa wanita itu bernama Retno. Ia bekerja di perumahan belakang sebagai pembantu rumah tangga. Mas Budi juga bertanya kampung halaman Retno pada tukang bubur tersebut, ternyata di Sidoarjo. Sama seperti kampung halamannya. Mas Budi merasa senang dan semakin tertarik pada Retno.
Keesokan harinya, Mas Budi mampir lagi ke tempat yang sama. Ia berharap wanita yang bernama Retno kembali membeli bubur di tempat ini. Sudah mangkuk kedua, Retno tak juga datang. Mas Budi melirik jam tangan yang ternyata sudah pukul 10.00. Padahal, kemarin Retno mampir sekitar pukul Sembilan. Mas Budi semakin cemas. Akhirnya, Ia mencari tahu di mana Retno bekerja dengan bertanya kepada satpam. Ia mendapat petunjuk bahwa Retno bekerja di rumah dengan cat berwarna oranye di ujung jalan.
Setelah mendapat rumah yang Ia cari, ternyata benar, Mas Budi melihat Retno sedang menyiram tanaman. Ia pun menghampiri Retno, kemudian mengajak Retno berkenalan. Mas Budi senang sekali karena Retno menyambut Ia dengan baik.