“ Aku baru menyadari, bahwa hidup itu tidak seindah ini, ada yang datang dan pergi, mencintai walau harus berbagi, aku harus menyimpan cinta ini dan berdoa setiap pagi, untuk dia yang ada di hati. ”

Pagi. Ketika malam telah tenggelam, dan matahari mulai bangun dari tidurnya,ketika semua makhluk dunia menyambut segarnya udara, ketika burung hantu pulang ke rumah pohonnya,dan ketika itu doa di panjatkannya Kata-kata indah melantun dari bibir seorang perempuan yang tinggal di sebuah istana kecil di tepi danau, kata-kata penuh puja dan tanya kepada yang Kuasa, seorang putri setiap pagi berdoa untuk kekasih hatinya.
Bukan untuk si pemimpin yang hidup bersamanya. Tetapi untuk seorang pria yang baik hati yang telah menghiburnya dikala hatinya gundah.

Pagi itu, sinar mentari terserap gumpalan awan kelabu di langit, samar-samar sinarnya mengintip dari balik awan. Di tepi laut dengan deburan ombak menderu-deru si putri pagi melepas kepergian si pemimpin kekasihnya untuk berlayar, hatinya resah, kahawatir dan sedih karena si pemimpin akan tidak ada disisnya untuk beberapa waktu.
“Tenanglah putriku, aku akan kembali secepatnya untuk menemuimu, kembali padamu, aku hanya pergi untuk sementara,. ”
Si pemimpin mengecup kening si putri pagi dan tersenyum tanda semua akan baik-baik saja, si putri pagi pun tersenyum tanda ia percaya. Si pemimpin mulai menaiki kapal yang besar, kapal yang membawanya dan pengikutnya pergi untuk berlayar. Si putri pagi menatap
kapal itu bergerak menuju tengah laut pelan,dengan ombak yang menggulung-gulung, angin laut mengibarkan rambutnya yang panjang, burung-burung camar berterbangan dan bernyanyi nyanyian perpisahan, putri pagi terus menatap kapal yang mulai mengecil hingga sebesar ibu jari dan kemudian perlahan hilang seolah di telan gumpalan kabut abu-abu.

Putri pagi kembali dengan hati yang sepi bagai laut tak berombak, bagai gurun pasir yang tak berangin.
Menjalankan hari-hari tanpa si pemimpin di sisinya, tapi ia sepertinya sudah terbiasa, ia menjalankan dengan suka cita,walaupun di lubuk hatinya segumpal gundah melanda.

Suatu hari, ketika si putri sedang duduk termangu di tepi danau, menatap air beriak dan bernyanyi bersama burung dan angsa, ada seseorang yang menyapanya, seorang pria yang sangat asing baginya . pria itu datang dengan senyum yang mempesona, dengan keramahan yang menyentuh jiwa.
‘Hai putri pagi, begitu buruk rupamu ketika termangu,apakah hatimu sedang gundah?’
“oh, ya..aku sedang menunggu pangeranku kembali dari tugasnya. Lama sekali.”
Lalu si pria tadi duduk di sisi putri pagi..
“oh begitu? Kamu tau, langit biru itu tak berujung?”
Si putri pagi itu diam, kemudian menatap langit biru yang membentang di atasnya.
“apa kamu ingin memberi salam kepada pangeranmu?”
“apa bisa?”
“ya, bisa lewat langit itu.”
Lalu si pria tadi bangkit dan mulai mengerjakan sesuatu di tepi danau, mengumpulkan batang-batang bunga kapas, hingga membentuk seikat buket bunga yang indah, lalu memberikannya kepada si putri pagi.
“ini, ucapkan apa yang mau kau katakan pada pangeranmu,ucapkan semua rasa yang ada di hatimu,ucapkan seakan bunga ini adalah dirinya ”
Sang putri dengan wajah kebingungan menerima bunga itu,pria yang baik hati itu mengerti apa yang membuatnya
kebingungan.
“bunga ini, dan tumbuhan lain di bumi adalah ciptaan Tuhan yang Maha Besar, semua makhluknya memiliki kemampuan
mendengar, berbicara dan merasakan, tetapi mereka memiliki bahasa yang berbeda, berbeda dengan kita, tapi dia mengerti dan dapat merasakan apa yang kita rasakan juga,bunga ini akan menyampaikan salamu kepada dia dengan
sebuah nyanyian. Percayalah. ”
“apa benar begitu?”
Si pria itu tersenyum tanpa kata, dan itu membuat si putri percaya.
“baiklah jika seperti itu.”
Lalu si putri pun mengucapkan semua rasa, rasa rindu,gundah, bahagia, sedih dan cinta. Semua rasa telah terucap.
Angin mulai berhembus pelan, membelai lembut wajah si putri.
“sudah? Jika sudah berikan padaku, sebentar lagi angin utara akan berhembus.”
Dengan wajah kebingungan namun pasrah,Diberikannya berbatang-batang bunga kapas itu kepada si pria baik hati.
“baiklah sebentar lagi angin utara akan berhembus, angin ini akan membawa butiran bunga kapas,setiap butirnya
terdapat ungkapan hatimu menuju tempat pangeranmu itu dan mereka akan menyampaikan semua kata yang terucapkan tadi. ”
“benarkah?”
Si pria itu tersenyum, senyum yang tiba-tiba menggetarkan hati sang putri, hati yang sepi kini jadi warna-warni, tidak ada teori dan ilmu pasti yang dapat menggambarkan semua ini. Bersama hembusan angin,membawa serbuk-
serbuk bunga kapas,melayang terbang jauh ke awan,melayanglah gundah di hati si putri. Kenyamanan dan
keteduhan jiwa yang dirasakannya kini,berbagi tawa dan kasih, sepi itu tiada lagi, sejak ada si pria baik hati.

Hari-hari dilaluinya seperti musim dingin kini tiba-tiba menjadi musim semi, seperti padang sabana yang tiba-tiba menjadi padang bunga, seperti gurun pasir yang kering tiba tiba timbul mata air, seperti wanita yang menemukan prianya. Mereka selalu menikmati hari bersama, pria baik hati itu selalu datang tanpa diminta, datang dengan senyum dan
canda. Membuat hati si putri pagi bertambah merekah. Ada gejolak dalam jiwanya, ada sesuatu menggetarkan
kalbunya, ada sebuah reaksi kimia di dalam tubuhnya ketika si pria baik hati itu memeluk raganya, membuat aliran darahnya mengalir deras di sekujur tubuhnya, jantungnya berdegub-degub, getaran itu, ia tidak tau apa namanya,
getaran yang berbeda yang ia rasakan pada kekasihnya,getaran yang maha kuat, “apa ini?” tanyanya dalam diri, ia
tidak dapat menganalisa dengan baik, ada kontra di hatinya tapi reaksi kimia ini terlalu hebat, yang ia tau dan ia mengerti hanya satu, ia tak sanggup untuk beranjak dari sisi si pria baik hati itu.

Pagi ini,seperti biasa di tepi danau sebelah istana kecilnya si putri pun berdoa, kepada Tuhan Maha tau segalanya,
memohon petunjuk kemana hatinya tertuju.
“Tuhan..tuhan..lindungilah si pangeran pemimpin dimanapun ia berada,sampaikan rinduku padanya.
Tuhan..Tuhan.. apa maksudmu mengirimkan si pria baik hati padaku? mengapa ada gejolak dalam jiwaku ketika ia memelukku? Tersenyum kepadaku dan menggenggam tanganku, mengapa Kau berikan kenyanmanan ini kepada kami, apa ini Tuhan ?”
“hai putri pagi..”
Si putri terkejut dalam doanya,mendengar suara lembut menyapanya, dilihatnya seekor angsa yang anggun di danau mendekat, angsa itu berbulu putih halis, lehernya panjang seolah ia berdiri tegak.
“oh, kau rupanya angsa danau.”
“ya, aku. Aku mendengar doamu pada Tuhan tadi.”
“oohh…yaa itulah yang sedang ku alami saat ini, aku bertanya ada apa ini.”
“ini bukan apa-apa, kau sedang jatuh cinta.”
“jatuh cinta? Ah tidak mungkin, aku mencintai pangeranku.”
“ya, tapi kau juga mencintai pria baik hati itu.”
Si putri diam, berfikir, mencari jawaban didirinya, jawaban itu ada, tapi ia tidak cukup kuat untuk mengatakannya.
“kau jatuh cinta pada si pria itu, kau senang berada di dekatnya?”
Si putri mengangguk ragu
“kau nyaman di dekatnya? Seperti kau sudah mengenalnya sejuta tahun lalu?”
Si putri mengangguk lagi pelan.
“darahmu mengalir deras dan ada suatu getaran di dadamu?”
Si putri mengangguk lagi bingung.
“benar kau mencintainya, apa kau ingin berada di dekatnya?”
“iya, tapi aku tidak bisa, aku sudah bersama dengan pangeranku.”
“wahai putri yang selalu berdoa di pagi hari, kau belum benar-benar bersamanya, kau hanya menjalani bersama, hidupmu belum berakhir disini. Kau di berikan pilihan oleh Tuhan, si pria itu, pilihan Tuhan tidak ada yang buruk, kau hanya tinggal memilihnya. ”
“itu tidak mudah, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan,aku tidak tau apa ini pilihan atau hanya ujianku. ”
“putri, pilihlah jalan yang membuatmu bahagia, pilihlah seseorang yang bisa membuatmu menjadi dirimu sendiri, yang menghargaimu, menghargai cintamu, jangan kau korbankan bahagiamu tuntuk orang yang tidak menghargainya, jangan korbankan perasaanmu jika kau tidak suka menjalaninya. ”
“lalu bagaimana cara aku memilih yang terbaik untukku?”
“ikutilah kata hatimu yang paling dalam, resapi semuanya dan rasakan, lalu tanyakan pada dirimu, dengan siapa kau
akan bahagia? Dengan siapa kau benar benar menghabiskan sisa umurmu, dan dengan siapa kau hidup tanpa beban di
pundakmu. Semua jawaban ada di hatimu yang paling dalam. Karena dari hatimu yg paling dalam itulah Tuhan memberikan jawabanya. ”

Putri pagi diam. Meresapi kata-kata angsa tadi. Tanpa ia sadari angsa itu telah menghilang dari pandangan. Dan pesannya masih melekat di hati dan pikirannya. Ia berfikir dalam-dalam, meresapi dan merasakannya, mencari-cari
jawaban itu di dasar hatinya, sementara pria baik hati itu menghilang bersama kembalinya si pangeran pemimpin,
dan ini membuatnya gundah, rindu merasuki jiwanya, dan kini ia menganalisa dengan siapa ia akan mengabiskan sisa hidupnya.
“Mungkin memang harus begini, mungkin kita tidak bisa saling memiliki, tapi kamulah yang ada di hati.”

*

Putri, Pangeran dan Pria Baik. Untuk seseorang….

Artisticdaisy.wordpress

Facebook Comments