6 november 2010

Dear sobat,ini tentang cerita si ciung, cerita ini diawali pada sore hari tanggal 6 november penghujung tahun 2010. Kisah kutu kupret si ciung naik Kereta Api serayu Karawang-Banjar.

Sore itu begitu berat bagi si ciung terlebih setelah ia harus menerima bahwa mimpi itu tak selamanya bisa diwujudkan, bahwa setiap keyakinan dipatahkan oleh kenyataan. Niat awal pergi ke kota hendak mencari pekerjaan buyar sudah saat hari ini dia gagal lolos test kerja, entahlah entah yang ke berapa terlalu sesak untuk di ingat,.. dalam kisah ini Tidak terbayang sebelumnya bagi ciung untuk berpetualang dengan Kereta Api, semua hanya spontan saja. Sebenarnya niat awal pulang dengan moda transportasi Bis.

Ia mengejar bis dari Terminal Cikarang dan sebelum ashar bus yang akan membawanya ke Banjar (banjar patroman,kota di jawa barat*red) segera meninggalkan terminal ini. Bus melaju bergerak meninggalkan Cikarang dan segala mimpi… Duh bus ini jauh dari kesan nyaman… Suara mesin meraung-raung dengan tempat duduk seperti batu bata keras sekali , formasi kursi penumpang nya nya juga sungguh tidak lazim 3-2 seperti skor pertandingan sepak bola saja, Di sudut deret ke 2 dari supir, ciung duduk melamun menerawang jauh tentang sebuah masa depan yang sedang ia pertaruhkan, tentang kegagalanya di hari ini mengadu nasib dan keberuntungan, dia pulang sebagai orang kalah perang….

15 menit sesudah bus take off (terhuyung*red) ponsel si ciung berbunyi membuyarkan angan dan lamunan nya..” terdengar sayup-sayup suara seorang wanita di ujung telefon,

” halo dengan saudara ciung?”
” betul dengan saya ada apakah?”
” saudara ciung kami tunggu untuk test di perusahaan kami 4 hari dari sekarang”
” oh ya? , baiklah dimana tempatnya?”
” di cakung jakarta timur, terimaksih tut.tut….”

oh,.. ternyata Perusahaan yang sebulan lalu aku kirim CV lamaran menawariku untuk mengikuti Test masuk kerja,. antara bingung dan senang bercampur aduk membuat si ciung membatin ….

Saat bus berhenti di salah satu agen pemeriksaan nya,..saat itu mungkin bus baru melaju sekitar 30 menitan dari terminal Cikarang. Si ciung bergegas turun hendak mencari secarik kertas guna mencatat alamat tadi yang di diktekan si wanita di ujung telefon sembari bingung apakah dia meneruskan perjalananya untuk pulang atau tinggal di kota cikarang untuk 4 hari kedepan,

Kepada pak Kondektur si ciung hanya menatap sambil sedikit mengiba ” pak saya sampai sini dulu” 
“ada apa kamu hanya sampai sini? 
”saya dapat panggilan test pak” 
” yakin kamu mau turun disini ??” 
” ya pak saya turun disini saja”

Kemudian lama si ciung termenung di agen bis tersebut, ”memilih pulang ke rumah atau tinggal di bekasi di Kost teman menunggu 4 hari untuk berangkat test” . bagi si ciung 4 hari adalah waktu yang cukup lama apalagi jika harus menumpang hidup di tempat orang. Duh .. 15 menit berlalu si ciung masih belum beranjak, masih duduk di ujung gang pinggir jalan raya karawang-bekasi dengan tatapan orang lewat begitu curiga pada si ciung entahlah karena apa si ciung pun tidak tahu…….

Setelah beberapa lama akhirnya si ciung memutuskan untuk pulang daripada tinggal menumpang di kost-kostan teman. Test kerja yang 4 hari lagi jika rejeki pasti ada jalan gumam si ciung, baiklah aku akan pulang,….Waktu itu si ciung tidak tahu arah, barat, timur, utara, selatan bagi dia terlihat sama saja…triitt sms masuk. Setelah dibuka ternyata hanya sms tidak penting, hanya teman yang mengucapkan “hei…”
hyuuuuhh…. menarik nafas panjang.

stasiun lemah abang, *pic google

Dari kejadian sms tadi ternyata ada makn nya juga. Eits,… ada yang menarik pas ponsel kembali ke layar siaga ”bukan karena ponsel jadulna berubah bentuk jadi iphone, tapi tulisan Lemah Abang (*status BTS terdekat) lah yang mengusik fikiran” sejurus kemudian si ciung teringat kejadian pagi tadi saat berangkat ke tempat test kerja mendengar kernet angkot teriak-teriak tentang Stasiun Kereta Lemah Abang…

Hmmmm … imajinasinya menerawang ya mungkinkah ini berarti sudah dekat ke Stasiun lemah Abang Cikarang,.. , terbersit cita-cita lama yang belum tersampaikan menyeruak begitu saja.

” Bagaimana jika hari ini aku pulang dengan Kereta Api saja?? ”
“oke ”mending pulang dengan kereta saja ! ” pokoknya haruss !… Bagaimana jika tersesat??,

Menyadari bahwa saat itu si ciung masih terlihat lugu, polos dan culun sungguh keputusan besar jika harus pulang sendiri di kota yang asing ini, ah tetapi sudahlah pulang saja,Tuhan beserta orang yang tulus (ia membesar-besarkan hatinya…). Kapan lagi bisa berpetualang bebas,sendirian tanpa yang ba,bi,bu protes.biarlah kunikmati ”kemerdekaan” begitu bisik hati si ciung.

Niat sudah bulat, tekad sudah sekeras baja lalu kurang apa lagi ??  yaaaaah ternyata buta arah dan posisi … Di manakah ini….??? toloooong …

” bang kalau stasiun lemah abang jauhkah dari sini??”
” lumayan si de,ke arah cikarang paling 1 kilo-an deh”

Itulah info yang si ciung dapatkan dari seorang penjaga warung setelah ia memberanikan diri bertanya… apaaa 1 kilometer ?? Duh jauh juga ,naik angkutan apa jalan kaki kah ini?? Ah trauma juga naik angkutan yang tidak nyaman, yang ada malah di palak sama kernet nya, pengalaman kemarin naik angkot jarak hanya 20 kiloan bayar hampir 15 ribu kapok deh,.. akhirnya si ciung memutuskan jalan kaki saja.

1,2,3 mulai langkah kaki terayun… mata heran orang mengantar si ciung… Jaman canggih gini masih ada orang jalan kaki di jalanan, 15 menit sudah berjalan stasiun yang dituju masih saja belum terlihat…. Oke lanjut… Melewati kerumunan anak-anak SMA rada keder,tengsin dah jalan kaki,namun alhamdulilah niat kepepetna lebih besar daripada tengsin nya *luar biasa*… 20 menit berjalan mulai gerah dimana stasiun nya…???? Jangan di umpetiiinn donggg teriaknya di dalam hati,..

Serasa berlari , mungkin karena kegirangan menemukan apa yang dicarinya… Setelah hampir 30 menit jalan kaki semenjak turun dari bis di agen pemeriksaan tadi akhirnya ciung sampai juga… Stasiun mungil diantara angkuhnya ruko yang berjejer… Dengan papan penunjuk kecil bertuliskan ” Lemah Abang” horeeeeeeeeeee si ciung seakan hendak berteriak…

Ohhh jadi ini stasiun nya.. Bergegas ucing menuju ruang PPKA (PETUGAS PENGATUR PERJALANAN KERETA API) nampak petugas yang sudah berumur berada di belakang meja dimana 2 telepon serta sebuah monitor ter onggok di depanya.

” pak,untuk kereta ke banjar apakah masih ada?”
” kereta ke banjar tidak lewat sini dek”

Jederrrrrrrr…… seperti di guyur air es di ujung subuh dimana lagi nikmat-nikmatnya tidurrr si ciung baru sadar disini,.. bahwa hanya bermodal nekad tanpa memperhitungkan ada tidaknya kereta menuju kota yang dituju,.. dueng sungguh perjudian yang konyollll

” tapi kamu bisa naik kereta lokal ke karawang dan naik kereta menuju banjar dari stasiun karawang sana cuman bayar seribu ini kok, keretanya nanti jam setengah 6 dari sini”
”alhamdulilah pak,.. terimakasih” serasa lega mendengar perkataan Bapak PPKA itu,..

Alhamdulilah, ashar dulu deh dilanjut mengisi perut sembari menanti kereta lokal yang menuju karawang.

* lanjut di part 2…
* satu yang di sesali saat itu si ciung tidak membawa ponsel berkamera, yang bisa digunakan untuk sekedar memotret memori perjalanan itu

Facebook Comments