Sore ini terdampar di Terminal Terboyo Semarang,jam 5 kurang 15 sampai di Terminal ini, dengan terburu-buru hendak mengejar bis pertama ke Tasikmalaya.segera setelah turun dari bis Jepara langsung tancap berlari menuju jalur Semarang-Tasikmalya.
Haduh kecewa, setelah berlari-lari dan ternyata bis sudah berangkat selisih 2 menitan sebelum saya masuk ke Terminal ini.Bapak penunggu lapak kecil di pinggir terminal berkata” ah, mas kamu terlambat,bis nya berangkat barusan saja”
” oh, iya pak terimakasih saya naik bis kedua saja” kata saya dengan tersenyum.
” ah sudahlah nunggu sejam lagi,yang penting bisa pulang dengan selamat”.
Pukul 5 sore bis ke dua masuk terminal, tanpa satu pun membawa penumpang yang tersisa.sang supir membawanya tepat di jalur semarang-tasikmalaya.
” pukul berapa berangkatnya pak?”.
”pukul 6, dek tunggu saja” ujar sang kondektur.
Yah, 1 jam membunuh sepi,ponsel tetep menjadi temen setia.Setia di pijat tanpa henti oleh jari-jari ini.Fb-an sekedar balas pesan juga nge-wall sok eksis…. hehehe
Hingga waktu tak terasa terlewati sampai pak kondektur menepuk bahu saya ” yuk, naik kita mau berangkat sebentar lagi” tidak terasa sudah jam setengah 6,sudah terlihat juga ada sekitar 10 orang calon penumpang lain yang satu persatu naik ke bis.
Tertegun sebentar melihat ke sekeliling sudut Terminal ini, mencoba mengingat-ingat setiap detilnya karena mungkin dalam jangka waktu yang lama tidak akan menjejakan kaki disini lagi. Akan ku rindukan keramahan orang-orang Jawa yang selama ini ku kenal…. Pyuhhh …
Ku naik dan memilih duduk di bangku urutan ke tiga.”Tidak ada harapan dapat teman duduk nih kalau sepi gini, sendiri deh.”
Sang supir menyalakan mesin bis, para penumpang sudah masuk semua kami siap berangkat. Kemudian dari arah belakang terlihat anak-anak kecil berisik” lho anak nya siapa si berisik sekali” kutolehkan ke belakang ”terlihat 2 orang gadis kecil menenteng kepingan tutup botol…’oh pengamen kecil…”
Mereka membagikan amplop bertuliskan:
”Dengan rendah hati dan tulus ikhlas. Saya mohon bantuan untuk : makan sehari-hari dan membantu orang tua saia terimakasih.”
Anak sekecil mereka yang mungkin baru genap sepuluh tahun sudah bergelut di dunia jalanan yang keras? Kemana ibu mereka? Apa mereka setiap hari seperti ini? bagaimana nasib mereka selanjutnya? apakah mereka sekolah?.
Kupandangi mereka yang tetap menyanyi tanpa lagi mempedulikan para penumpang,suara kecil nya melengking naik turun di iringi mesin bis yang akan segera berangkat, mereka terlihat begitu sederhana dengan pakaian lusuh,dan rambut sedikit gimbal.” haduh kasian anak ini, aku masih sedikit beruntung bisa menikmati masa kecil yang normal tidak di jalanan seperti ini, mereka pejuang-pejuang kecil ,salut untuk mereka”
” Kuselipkan sedikit uang ke amplop yang mereka bagikan”.
Tepat jam 6 bis berangkat, di saat itu pula pengamen-pengamen kecil turun. Aku berdoa di dalam hati untuk keselamatan perjalanan kali ini. Amin.
Selamat Tinggal Semarang ……
Semarang,11 oktober 2010