Antara Puisi-puisi IBNU HAZM EL-ANDALUSY.
Cinta,Sungguh Ia lahir bukan oleh paksaan…
Sungguh, cinta sejati berjalan lambat dan pelan..
Ia berjalan dalam paduan panjang dan pancangan tiang …
Cinta sejati lahir kerna mantapnya niat,teguhnya tujuan..
Cinta sejati tak kan sirna dan pudar ikatan..
Lihatlah! Bagaimana yang tumbuh cepat..
Ia segera tumbang dan sekarat..
Lihatlah! Aku ini tanah gersang..
Tak gampang bagi tanaman tumbuh berkembang..
Tapi sekali tanaman bertahan, ia tak gampang tumbang..
Atau di robohkan, kerna akarnya kuat mencengkeram…
Akan menghinalah mereka yang tak kenal cinta…
Sungguh,cintamu padanya wajar adanya..
Mereka bilang, cinta bikin kau hina..
Padahal kau orang paling paham agama..
Kukatakan pada mereka, mengapa kalian iri padanya..
Jawabnya,karena ia mencinta dan di cinta pujaan jiwa..
Kapan Muhammad mengharamkan cinta..?
Dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta..
Janganlah kau berlagak mulia..
Dengan menyebut cinta sebagai dosa..
Janganlah kau pedulikan apa kata orang tentang cinta..
Entah yang berkata keras atau halus biasa..
Bukankah manusia harus menetapi pilihannya..
Bukankah kata tersembunyi tak berarti diam seribu bahasa..
Air mata cinta mengalir sudah..
Dan tabir kasih tersingkap indah..
Hatimu seumpama kucing sahaja..
Gesit menerkam kala melihat mangsa..
Duhai sahabatku, luapkan saja perasaan cintamu..
Sungguh, pendapatku tentang cinta tak beda denganmu..
Sampai kapan kan kau sembunyikan.. ?
Tak kan kutinggalkan kau sendirian…
Untuk rahasia cinta, telah kusiapkan tempatnya…
Kala ada orang mengetahuinya, aduhai betapa sedihnya..
Tersingkapnya rahasia cinta seumpama di serang kematian..
Kala rahasia utuh terjaga, kebahagiaan sungguh tak terlukiskan…
Dengan persoalan besar jangan lah kau main-main..
Dengan persoalan kecil, janganlah kau girang bukan main..
Gerak jaman hadapilah dengan pertimbangan..
Sungguh,tak bisa kau anggap hina laju waktu hai kawan..
Sungguh,hasil perjuangan tergantung..
Bagaimana kau berjuang..
Kecil untuk di remehkan..besar tak untuk di tinggalkan..
Tidakkah kau lihat pertama lentera menyala..
Kecil apinya , tertiup anginya, kian besar baranya..
Kala terlampau kencang angin menerpa..
Nyala api lentera malah padam oleh tiupannya…
Jalan tak selalu panjang..
Jarak tak selalu anggang..
Walau tajam,pedang itu bisa patah..
Walau buas,macan bisa berubah..
Seumpama tawanan rusa menyerah..
Meski kasar, begitu gampang aku tawan..
Bak serigala, diam dalam tawanan cerdik-cendekiawan..
Mati dalam cintamu sungguh puncak kenikmatan..
Betapa mengherankan, ada orang nikmati kebinasaan..
kala kita berjumpa kau sungguh ramah..
Tak ada kesah dan gerah di wajah…
Padahal aku pernah memaki-memakimu..
Tapi sungguh kau tak peduli dengan itu..
Jangan kau repotkan dirimu..
Dengan menahan marah padaku..
Amboi,betapa sedikit bintik hitam di wajah..
Membikin itu wajah kian indah..
Dan bila bintik hitam bertambah-tambah
Keindahan itu wajah jesteru musnah…
Duhai kau yang dengan tangisan lampiaskan pilu..
Bersamamu kertas, tinta, dan goresan pena..
Menangis tersedu.
Puisi karya IBNU HAZM EL-ANDALUSY.