Merapi adalah satu dari puluhan gunung
berapi di Indonesia yang terletak di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah.
Ketinggian puncak Merapi mencapai 2.968
mdpl. Sempat terjadi letusan besar Merapi pada lima ratus tahun silam sehingga menutupi Candi Sambisari yang terletak kurang lebih 23
kilometer sebelah selatan Merapi.
Sejak memasuki fase baru, letusan yang sebelumnya bersifat letusan perlahan atau efusif berubah menjadi letusan kencang atau eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah lava.
Alhasil, beberapa kali letusan kecil terjadi tiap dua atau tiga tahun dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Tercatat, terjadi letusan Merapi yang berdampak sekitar 1006, 1786, 1822, 1872,
dan 1930.
Pada November 1994, Merapi kembali aktif “batuk” yang mengeluarkan embusan awan panas ke bawah hingga
menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Sejak saat itu, aktivitas tinggi letusan kecil berlangsung terus-menerus dan mulai mereda 2003 lalu. Namun, sekitar 4 Juni 2006, Merapi meletus kembali, yang ditandai dengan beberapa kali terjadi gempa dan deformasi hingga memakan korban jiwa.
Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung api sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama.
Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5 – 7
tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal
keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658.
Erupsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar,
awan panas yang secara definisi sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif.
Kini, Merapi kembali mengamuk mengeluarkan awan panas disertai abu vulkanik atau wedus gembel bersuhu 600 derajat Celsius memakan korban sedikitnya 36 orang tewas, termasuk
satu di antaranya Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi.