Jangan kau lihat orang lain, karena mereka tak memberi manfaat dan membanding-bandingkan.
Segala suatu adalah ciptaan-Nya, di tangan-Nyalah sumber gerak atau diam mereka. Kemaujudan mereka sampai detik ini pun semara- mata karena kehendak-Nya. Dialah penentu derajat mereka. Barangsiapa dimuliakan-Nya, maka takkan ada yang mampu menjadikannya hina. Dan barangsiapa dihinakan-Nya, takkan ada yang mampu menjadikannya mulia. Jika Allah berkehendak menimpakan keburukan atasmu, tak seorang pun sanggup mencegahnya, selain Ia sendiri. Dan jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-Nya.

Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal kau menikmati rahmat-Nya, kau tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya darimu, mewujudkan segala keluhanmu, melipatgandakan kesusahanmu, dan memperhebat hukuman, kemurkaan dan kebencian-Nya kepadamu.
Kau menjadi terhinakan di mata-Nya.

Oleh karena itu, janganlah mengeluh sedikit pun, walau jasadmu digunting- gunting menjadi serpihan-serpihan kecil daging.
Selamatkanlah dirimu! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah!
Sesungguhnya, sebagian besar musibah yang menimpa anak Adam, dikarenakan oleh keluhan-keluhan mereka terhadap-Nya.

Kenapa menyalahkan-Nya?
Padahal Ia Mahapengasih, Mahaadil, Mahasabar, Mahapengasih, Mahapenyayang, dan yang lemah-lembut terhadap hamba- hamba-Nya, melebihi seorang dokter yang sabar, pengasih, penyayang, ramah, yang juga kerabat si pasien.
Dapatkah kau temui sesuatu kesalahan pada diri seorang ayah atau ibu yang berhati mulia.

Nabi Suci saw., telah bersabda: “Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya ketimbang seorang ibu terhadap anaknya.”

Wahai yang dirundung malang!Tunjukkanlah perilaku terbaik. Tunjukkanlah kesabaranmu bila musibah menimpamu, meski kau tak berdaya karenanya. Bersabarlah selalu, meski kau kepayahan dalam menyerahkan diri kepada-Nya. Bertakwalah selalu kepada-Nya.
Ridha dan rindulah kepada-Nya. Jika masih kau temui kedirianmu, bergegaslah keluar darinya.
Bila kau terhilang, dimanakah kau’kan didapat? Dimanakah kau?

Belumkah kaudengar firman Allah: “Diwajibkan atas kamu berperang, sesungguhnya beperang itu sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah Maha-mengetahui, sedang kamu tak mengetahui.” (QS. 2:216).

Pengetahuan ihwal hakikat segala suatu tercabut dari hatimu dan tertutup dari penglihatanmuolehtabir.Oleh karena itu, jangan berlebih-lebihan dalam membenci ataupun mencintai sesuatu.

Ikutilah segala ketentuan syariat dalam segala keadaan, jika kau benar-benar saleh. Setelah kau jalani hal ini, maka ikutilah semua perintah tentang wilayat, dan teguhlah selalu. Ridhalah atas ketentuan-Nya dan berdamailah dengan kehendak- Nya. Dan, luruhlah ke dalam keadaan badal, ghauts dan shiddiq.

Bertolaklah senantiasa dari jalan nasib, jangan berdiri di tengah-tengahnya, gantilah dirimu dan hasratmu (denngan kehendak-Nya), dan tahanlah lidahmu dari segala keluhan. Bila hal ini telah kau jalani, maka Tuhanmu mengaruniamu kebaikan berlimpah, kehidupan yang nyaman dan bahagia, dan melindungimu, karena ketaatanmu kepada-Nya.

Courtesy: blankon.wordpress.com
Risalah ke 18

Facebook Comments