Setiap hal di dunia ini selalu diciptakan sesuatu yang berdampingan.Ada siang ada malam, ada benar ada salah, pun begitu ada Pro ada Kontra.
Dalam setiap masalah ataupun Penawaran suatu ide baru selalu muncul Pro dan Kontra.
Untuk hal yang benar selalu ada pendukung dan penentang,bahkan untuk hal-hal jelek pun ada pendukung dan penentangnya bukan?.
Disinilah muncul ”tukang kritik”.Mengkritik,menyanggah,ataupun menyarankan, terlepas akan niatnya membangun atau menghancurkan si ”idealis”.
Kritik membangun itu yang kita harapkan, tapi apa daya lain kepala lain pemikiarn lain pula penilaian,dan Kadang kritik berubah menjadi ajang menghancurkan dan mencari-cari kesalahan si penggagas.
Di sinilah sebenarnya semua ide atau pendapat mu diuji , apakah memang layak ataukah hancur di telan gempuran,,,,
Menyerah adalah tabu sob, apakah akan kamu biarkan ”sang kritikus pencibir” tertawa terbahak dan berkata ” apa ku bilang dia tidak lebih dari seorang pecundang”,selanjutnya serahkanlah hidupmu padanya biarkan ia mendikte hidupmu, lupakan kemerdekaanmu karena setelah itu kamu tak akan mendapatkanya lagi.
Bukankah kita harus tetap tegar,bahwa ”aku adalah aku dengan segala idealisme ku”
Jadiii, kalau menyerah, hanya lantaran kritik, alangkah naifnya!.
Adalah JANGAN pernah merasa takut untuk dikritik. Meski terasa (sangat) pedas
sekalipun! Apalagi, jika yang sobat jalani adalah sebuah kebenaran.
Walau memang menggenggam sebuah prinsip seperti memegang bara api..