Ada saat dimana Persahabatan, ataupun Hubungan yang terjalin antara dua insan selama bertahun-tahun harus lenyap karena hal bernama Kesalahan.
Mungkin memang benar bahwa manusia itu lebih melihat keburukan yang didapatkannya dari orang lain daripada kebaikkan yang di terima dari orang tersebut.
Namun Meminta maaf dan memaafkan atas kesalahan orang lain ternyata belum tentu cukup untuk menyelesaikan Masalah yang terjadi.
Sekalipun sudah saling memaafkan, terkadang kita masih menyisakan lubang-lubang bekas Kesalahan itu di hati kita.
Bahkan ada pula yang menerapkan syarat dalam memaafkan seseorang.
Terucap “Baiklah saya memaafkan kamu tapi jangan harap hubungan kita bisa sebaik dulu”.
Jika dipikir kembali, bukankah itu sama saja membiarkan lubang kesalahan terbuka??
Bahkan dengan berkata seperti itu seolah kita tidak menginginkan untuk menutup lubang itu.
Banyak terjadi Masih jarang tersenyum, atau hanya sekedar menyapa kepada orang yang pernah membuat kesalahan kepadanya sekalipun sudah mengaku meminta maaf.
Namun sepertinya hal tersebut disebabkan karena kita menganggap meminta maaf dan memaafkan itu adalah sebagai suatu solusi akhir atau tujuan, bukan menganggapnya sebagai awal yang baru untuk mengembalikan jalinan yang selama ini kita bangun.
Meminta maaf bukanlah tujuan akhir, justru itu adalah langkah baru yang kita mulai.
Ada Sebagian orang merasa pantang untuk mengucapkan maaf, karena di anggap bahwa orang yang meminta maaf akan dianggap lemah, kalah, atau tidak berdaya..
Tapi Sebenarnya Kata “Maaf” membuat kita bisa menerima keadaan diri kita..Sebagai seorang manusia biasa, yang tidak mungkin luput dari kesalahan. “Maaf” bukan berarti kalah, sebaliknya, maaf membuat kita belajar menghargai orang lain yang pada akhirnya akan membawa ‘ kemenangan tak terduga’ pada diri kita “ Maaf” memberi pelajaran bahwa ‘kebenaran adalah hak bagi semua orang.
Dengan maaf yang tulus maka tidak ada lagi orang-orang yang menyimpan dendam, dan Hidup akan terasa Indah.