Artikel Motivasi menjebak pembohong.artikel yang bagus banget ni sob,.
Bagimana kita tahu kapan orang lain berbohong? Ketika mulutnya bicara!
Kenapa demikian? Karena bohong atau dusta sudah sangat mewabah!
” Orang rata- rata berbohong satu atau dua kali dalam sehari ” ujar Dr. Charles Ford, psikiater dan profesor di University of Alabama, Birmingham.
Lalu, kapan kita bisa tahu kalau orang lain telah berdusta? Dr. Paul Ekman, profesor psikologi di University of California – San Fransisco dan penulis buku Telling Lies: Clues to Deceit in the Marketplace, Politics and Marriage , mengakui sangat sulit untuk mengetahui orang lain itu sungguh-sungguh berbohong atau tidak.
Bahasa tubuh saja,tidak cukup untuk dijadikan patokan menilai seseorang berbohong atau tidak.
Kita justru bisa tahu ketika kita tahu sikap dan tingkah laku orang itu saat sedang nggak bohong.
Karena, bahasa tubuh bisa diatur untuk terlihat jujur dan wajar.
Karena tidak sedikit orang yang mampu menata bahasa tubuh dan kata-kata sehingga terlihat lugu dan polos.
Ini kebohongan patologis namanya dan jauh lebih sukar dideteksi!
Ciri kebohongan vokal paling umum adalah jeda dan kesalahan bicara. Ini terjadi disebabkan ketidaksiapan berbohong.
Sehingga dia gelagapan,dalam mengantisipasi pernyataan atau konfirmasi.
Tapi ini juga tidak bisa dijadikan patokan. Kita tetap harus mengetahui perilaku dasar orang itu, apakah dia orang tua, teman atau bahkan kekasih kita.
Karenanya, kita harus mempelajari pola bicara, bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Cermati kapan perubahannya.
Hindari pula komunikasi via sms, telpon, ponsel atau email. Karena tanpa berhadapan langsung, kita tidak bisa mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan seseorang akan lebih mudah berbohong.
Jika kecurigaan meningkat, kita bisa menjebak tersangka dalam situasi yang nyaman dan santai. Jika tersangka merasa aman, pertahanan diri mereka akan terbuka dengan sendirinya. Disini, kita bisa mempelajari mimik, gerakan dan tingkah laku asli mereka. Untuk menjebak, kitapun jangan segan untuk ikut berbicara dengan gaya mereka.
Seorang pembohong sangat benci menjelaskan secara detil dan terperinci!
Karenanya kita harus bermain dengan detil dan hal-hal kecil. Detil menyulitkan pembohong mengingat apa saja yang telah diungkapkan.
Merekapun bisa tergelincir mengungkapkan hal-hal yang saling bertolak belakang.
Ketika tersangka sedang bicara panjang lebar, sela dengan berbagai pertanyaan atau pernyataan yang nggak nyambung.
Lalu kita giring lagi ke penjelasan dia yang semula. Kemudian baru kita bisa melihat apakah ada kejanggalan dalam paparan mereka.
Pembohong yang paling terlatih pun tidak mampu mengendalikan gerak spontan otot-otot bagian atas wajah.
Karena otot wajah bagian atas bereaksi sangat cepat sesuai emosi seseorang. Karenanya, kita harus jeli dalam melihat berbagai perubahan ekspresi wajah bagian atas orang lain.
Tapi mencegah lebih baik daripada mengobati. Begitu pula dengan kebohongan. Agar tidak dibohongi atau memancing orang lain untuk berbohong, kita harus membuat situasi yang kondusif untuk berkata jujur. Ini akan mempermudahnya untuk menghindari bohong dan berkata apa adanya. Semua harus diberi peluang yang sama untuk jujur. Jadi kita harus mendengar percakapan dengan tenang, sabar dan positive thinking!
Sumber : salmanAlfarisiblog