Tenggelam menyibukan diri sendiri,dan menjadi sedikit individualis,mencoba melupakan siapa-siapa yang mungkin tak dapat aku senangkan. Sulit menyenangkan semua orang jika harus mengorbankan diri sendiri. Melupakan Walaupun itu teman, yang mungkin tak pernah pantas aku berteman denganya. Tak ingin aku dengar jika suatu waktu dia menyesal pernah berteman denganku heum bukankah itu hal terbodoh yang pernah terdengar?? Menyesal setelah pernah berteman?? .
Jika memang pertemanan itu adalah murni adanya,kenapa masih mempermasalahkan saat dimana aku mungkin tak selalu mengiyakan permintaan nya??. Dan efek berikutnya dia ”teman” merasa tak pernah merasa lebih baik jika terus berteman denganku dan memutuskan meng-akhiri semua.
Namun sungguh aku tak pernah merasa mengacuhkan,hanya saja aku tak pernah merasa bisa berbasa-basi. Ketika kamu terpuruk dan sendiri aku hanya bisa melihat di kejauhan karena ku tau ucapan ku sebatas ”tabah sobat,mari kita berjuang” sekedar itu, toh keputusan untuk bersabar dan berjuang ada di dadamu sendiri.
Aku bukan seorang bijak,bahkan untuk sekedar merangkai kata saja kebingungan. Aku tak pandai berbasa-basi,aku tak ingin terkesan menggurui, hingga ku pilih diam melihat mu dari jauh. Namun mungkin karena sikap diam itulah,membuat kamu merasa akulah se orang teman yang tak layak bergelar teman, seorang yang tak mempunyai respect terhadap temanya. Heum ya sudahlah sekali lagi itu adalah hak kamu ,aku tak akan menyanggah,ataupun keberatan karena memang nyatanya aku tak pernah bisa basa-basi.
Mungkin kini lebih baik sekedar kenal say hey to say good bye… Berjalan sendirian daripada terpaksa mengubah pandangan orang..