Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 menggagas QRIS Cross-Border, Satu sistem pembayaran digital yang bisa merekatkan kita sebagai satu kesatuan dari komunitas masyarakat Asia Tenggara. Ini juga menjadi jalan untuk mendorong kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan.
Sejak pertama kali didirikan pada 8 Agustus 1967, ASEAN berhasil membuat setiap negara anggotanya yang notabene memiliki keberagaman secara sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya untuk berkomitmen memelihara perdamaian kawasan. Ini membuat Asia Tenggara menjadi salah satu dari sedikit kawasan yang tetap stabil dan damai ditengah hiruk pikuk dunia yang penuh gejolak.
”The ASEAN Community is like a group of 10 friends helping each other become richer and better, even if they are 10 very different people” – Joseph Goh
Namun menyatukan beragam negara dalam kerangka ASEAN tentunya penuh dengan tantangan. Untuk itu, ASEAN perlu membangun sesuatu yang sama-sama dibutuhkan dan akan dirasakan manfaatnya oleh semua negara anggota. Ini penting agar setiap negara kemudian menyadari, membuka diri, berkolaborasi dan menyatukan langkah untuk meraih cita-cita bersama.
Selain itu, agar tetap relevan pada usianya yang sudah “matang“, ASEAN perlu benar-benar dirasakan kehadirannya bagi seluruh masyarakat yang ada di Asia Tenggara. ASEAN dituntut untuk bisa menciptakan “rasa kekitaan“ pada masyarakatnya sehingga bisa saling peduli dan berbagi sebagai teman sekawasan.
“Legacy” Indonesia Memperkuat ASEAN
Pada tahun 2023 Indonesia menerima tugas sebagai Ketua ASEAN. Untuk diketahui, posisi Ketua ini berganti setiap tahun yang ditentukan berdasar urutan abjad nama negara anggota ASEAN dalam bahasa Inggris.
Indonesia sangat memahami urgensi tentang mewujudkan ASEAN yang lebih terintegrasi dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Sehingga pada masa keketuaannya kali ini, Indonesia yang mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” mendorong penguatan konektivitas sistem pembayaran regional dan memperluas penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT).
Ini adalah upaya Indonesia untuk menghadirkan terobosan dalam bidang ekonomi yang relevan dengan harapan kebanyakan warga ASEAN. Sebuah langkah cermat yang akan menjadi legacy penting sekaligus momentum yang tepat untuk menegaskan peran dan pengaruh Indonesia di kawasan.
Langkah ini juga menegaskan fokus Indonesia untuk mengarahkan ASEAN agar siap menghadapi tantangan jaman yang begitu cepat berubah. Dengan terbentuknya Regional Payment Connectivity (RPC) dapat meningkatkan efisiensi, keamanan, mendorong inklusi ekonomi dan keuangan digital di negara-negara ASEAN.
QRIS Cross Border, Satu Sistem Pembayaran Digital Untuk Satu ASEAN
Membangun konektivitas pembayaran ASEAN salah satunya diimplementasikan dengan menerapkan metode pembayaran QRIS Cross Border. Sistem pembayaran digital berbasis QR Code ini memungkinkan siapapun dapat bertransaksi dengan mudah, cepat, dan aman di negara yang menerimanya tanpa perlu susah mengkonversi atau menukarkan mata uang terlebih dahulu.
Keunggulan utama dari QRIS Cross Border adalah sangat praktis sehingga lebih mudah diterima dan diaplikasikan daripada membentuk mata uang tunggal ASEAN yang pada prosesnya sangat rumit.
Ini adalah inisiatif sistem pembayaran digital yang bisa kita banggakan. Salah satu langkah nyata memupuk mimpi menyatukan ASEAN melalui bidang ekonomi. Karena dengan semakin terkoneksinya pembayaran di setiap negara anggota, maka ASEAN akan semakin solid menjadi satu kesatuan yang saling menguatkan.
Indonesia melakukan langkah sinergis yang dijalankan oleh BI (Bank Indonesia). Sebagai tahap awal, Bank Indonesia menjalin kerjasama dengan Bank of Thailand (BOT) dan Bank Negara Malaysia (BNM) sehingga saat ini QRIS Cross Border sudah bisa digunakan di Thailand dan Malaysia. Kedepan akan segera menyusul Singapura, Filipina, Brunei, Vietnam dan pada akhirnya seluruh negara ASEAN.
Kehadiran QRIS Cross Border menjadi jawaban dari kebutuhan penduduk ASEAN pada era digital seperti sekarang ini. Yakni sistem pembayaran yang cepat, mudah digunakan dan praktis. Apalagi menurut katadata.co.id, mayoritas usia penduduknya sekitar 60% berusia muda dibawah 35 tahun.
Ini adalah generasi muda yang penuh dengan energi, penuh inovasi serta memiliki motivasi tinggi yang membuatnya cenderung melek teknologi dan terbuka pada hal-hal baru. Relevansinya dengan jaman dan perilaku kekinian warganya membuat sistem pembayaran yang satu ini memiliki masa depan yang menjanjikan.
QRIS Cross Border “Connecting the Dots” Merekatkan ASEAN
Selama ini walaupun sesama negara ASEAN bebas visa berkunjung tapi nyatanya penduduk antar negara ASEAN masih kurang tertarik untuk saling mengenal. Menurut data BPS, dari top 10 negara asal kunjungan turis yang datang ke Indonesia hanya Malaysia dan Singapura yang merupakan negara ASEAN. Selebihnya adalah Australia, India, China, Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara Uni Eropa.
Begitupun negara ASEAN secara keseluruhan, menurut survey The State of Southeast Asia 2023, negara ASEAN justru memilih Jepang sebagai destinasi favorit (27,3%) lalu yang kedua adalah negara Uni Eropa (15,3%) baru diposisi yang ketiga negara ASEAN (14,5%). Padahal secara umum negara ASEAN punya daya tarik obyek wisata yang beragam, kekayaan cita rasa kuliner, dan akomodasi yang relatif murah.
Sebenarnya bisa dimengerti kenapa banyak dari warga ASEAN yang masih ragu untuk datang ke negara ASEAN lainnya. Alasan seperti perbedaan budaya dan bahasa plus perbedaan mata uang adalah beberapa diantaranya. Seperti yang Kita ketahui, berurusan dengan mata uang lokal yang disertai dengan keterbatasan bahasa membuat Kita sangat kesulitan saat ingin bertransaksi keuangan. Selain itu, membawa uang tunai juga lebih beresiko bagi keamanan diri.
Dengan QRIS Cross Border Kita jadi bisa Cashless di Luar Negeri!
Nah dengan QRIS Cross Border, kekhawatiran ini bisa diminimalisir karena Kita bisa melakukan tranksaksi cashless yang jauh lebih aman. Keunggulan saat bertransaksi dengan QRIS Cross-Border adalah Kita bisa melakukan pembayaran secara langsung. Menggunakan smartphone dan setiap transaksinya secara otomatis dilakukan dalam mata uang tujuan dengan kurs yang berlaku pada hari itu.
Jadi, Kita tidak akan kebingungan untuk melakukan konversi sendiri. Tidak perlu repot mengantre atau menghitung uang hanya untuk membayar juga tidak perlu menukar di money changer yang terkadang bikin waswas.
Asyiknya lagi, semua history pembayaran tercatat dalam satu aplikasi. Jadinya sangat mudah untuk menghitung uang yang dikeluarkan ataupun diterima. Semua bisa dilakukan dengan satu QRIS.
QRIS Cross Border menjadi modal penting bagi warga negara ASEAN untuk tertarik menjelajahi negara satu kawasan. Karena dengan menggunakan QRIS Cross Border, warga ASEAN akan mendapat kemudahan bertransaksi seperti di negara sendiri. Sistem pembayaran ini membuat masyarakat ASEAN tidak lagi canggung untuk saling saling berkunjung.
QRIS Cross Border Untungkan UMKM
Konektivitas pembayaran antar negara ini bukan hanya berguna bari para traveler atau dunia wisata saja. Tetapi juga sangat memudahkan bagi orang-orang yang bekerja atau tinggal di luar negeri seperti pekerja migran, pelajar yang sedang menjalani studi dan orang yang sedang dalam perjalanan dinas.
Lebih jauh lagi, manfaat terbesar dari QRIS Cross Border adalah dapat meningkatkan aktivitas perdagangan antar negara. Terutama bagi UMKM yang selama ini masih kesulitan untuk menembus pasar ekspor.
Mengutip data dari ASEAN Investment Report 2022 jumlah UMKM Tanah Air adalah yang terbesar di ASEAN yakni mencapai 65,46 juta unit, mampu menyerap 97% tenaga kerja dan berkontribusi 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun jika menilik kinerja ekspornya, UMKM hanya menyumbang 15,7 persen terhadap nilai ekspor nasional. UMKM Indonesia masih tertinggal cukup jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura 41 persen, Thailand 29 persen, dan Myanmar 24 persen maka kontribusi
Hambatan yang selama ini dialami oleh UMKM untuk menembus pasar ekspor adalah kerumitan pembayaran dan besarnya biaya transaksi akibat perbedaan mata uang. Transaksi yang masih menggunakan dolar AS memperumit proses dan membuat besarnya biaya yang mesti dikeluarkan. Belum lagi jika ada fluktuasi kurs dolar yang semakin menambah ketidakpastian.
Dengan adanya Regional Payment Connectivity (RPC) dan penggunaan mata uang domestik, maka transaksi ekspor dapat lebih mudah dan efisien. UMKM tidak hanya jago kandang tetapi bisa lebih cekatan menjadikan Negara-negara ASEAN sebagai mitra dagang utama. Efeknya tentu sangat signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional dan juga kawasan.
ASEAN yang Lebih Terintegrasi dan Relevan
Dengan semakin banyak yang menyadarinya maka QRIS Cross Border akan makin mudah diterima, makin banyak digunakan lalu pada akhirnya bisa menjadi hal besar yang menguatkan ASEAN. QRIS Cross Border dapat menjadi identitas ekonomi ASEAN yang bisa sama-sama Kita dibanggakan.
Selain itu, terhubungnya konektivitas pembayaran akan mendorong integrasi kawasan. QRIS Cross Border adalah sebuah langkah untuk merekatkan Kita dalam satu kerangka ASEAN yang besar. QRIS Cross Border juga membawa ASEAN yang lebih people centered dan relevan sejalan dengan harapan warganya. Membuatnya tidak lagi terasa jauh diawang-awang tetapi membumi hidup bersama dalam keseharian.
Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, QRIS Cross-Border akan memberikan multiplier effect yang dampaknya bisa dirasakan oleh semua Negara dalam satu kawasan ASEAN. Sebuah langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi Dunia. QRISnya satu, menangnya banyak!
“participant of BI Digital Content Competition 2023“
salam kenal, saya asli kudus juga, desanya juga tetangga gak jauh, boleh nyuwun kaweruh tentang website dan tulis menulis. matur nuwun
Maaf baru dibalas, enggih monggo kalau mau belajar bareng sekalian rumahnya juga dekat.