dengar alam bernyanyi
dengar alam bernyanyi

Indonesia adalah negara yang diberkahi dengan bentang alam yang sangat luar biasa. Hutan hujan Indonesia adalah salah satu lanskap bumi yang paling kaya secara biologis dan budaya. Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki hampir 18.000 pulau yang terbentang seperti mutu manikam di antara Samudra Pasifik dan Hindia. Di Pulau-pulau inilah hutan hujan terbesar di seluruh Asia berada.

Keanekaragaman hayati dari hutan hujan Indonesia adalah yang tertinggi kedua di dunia. #HutanKitaSultan Dengan hanya 1 persen dari luas daratan Bumi, hutan hujan Indonesia adalah rumah bagi 10 persen spesies tumbuhan di dunia, 12 persen spesies mamalia – termasuk orangutan, harimau dan badak Sumatera yang terancam punah – dan 17 persen dari semua spesies burung.

Selain keanekaragaman spesiesnya yang tinggi, Indonesia juga memiliki hewan endemisme atau hewan khas yang beragam. Beberapa spesies yang sangat menarik ditemukan di seluruh nusantara. Seperti, Rafflesia Arnoldi yang merupakan bunga terbesar dengan berat sekitar 7 kg, komodo spesies purba yang eksotis, Cenderawasih sang burung kayangan dan masih banyak yang lainnya.

Indonesia memiliki 566 taman nasional, diantaranya adalah Taman Nasional Bunaken yang merupakan salah satu situs menyelam terkaya di Indonesia yang terletak di lepas pantai Sulawesi Utara. Taman Nasional Tanjung Puting yang berada di Kalimantan Tengah. Taman nasional ini meliputi lahan kering, hutan, rawa, mangrove, dan hutan pantai. Ini adalah rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk Orangutan yang dilindungi. Taman Nasional Wakatobi, yang merupakan taman laut dengan kehidupan ratusan spesies, dari terumbu karang, ikan hingga burung.

Dan bukan hanya itu saja, karena Hutan hujan Indonesia masih menyimpan banyak sekali khazanah yang belum terungkap. Masih banyak spesies yang belum tercatat dan dikenal. Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia memperkirakan bahwa lebih dari setengah spesies Indonesia masih belum diketahui.

Kita Jaga Hutan, Hutan Jaga Kita

#IndonesiaBikinBangga dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Namun disisi lain, ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi kita untuk menjaganya sehingga hutan-hutan ini bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita kelak.

Kita jaga hutan maka hutan akan menjaga kita. Seperti yang kita ketahui, hutan memegang peranan penting sebagai paru-paru dunia. Ini karena hutan mampu menyerap karbon dioksida, menyaring polutan melalui daunnya dan menghasilkan oksigen yang sangat berguna bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Selain itu Hutan juga berperan dalam mengatur iklim pada skala lokal, regional dan kontinental, yakni dengan menghasilkan kelembaban atmosfer, curah hujan, dan mengendalikan suhu.

Dengan efek hidrologinya Hutan sangat berperan dalam mencegah pemanasan global. Hutan juga mampu mengelola air, mencegah banjir, termasuk presipitasi, pemurnian air, dan pengisian ulang air tanah. Hal ini sebenarnya jauh lebih penting tetapi seringkali diremehkan dan baru disadari ketika bencana melanda.

Lindungi Hutan dari Deforestasi

deforestasi hutan di Indonesia
deforestasi hutan di Indonesia ran.org

Hutan hujan Indonesia mengalami deforestasi pada tingkat yang cukup mengkhawatirkan. Menurut Canopyplanet 40% dari hutan Indonesia telah hilang dalam 50 tahun terakhir. Pada tahun 2019 Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang mengalami deforestasi dengan kehilangan 324.000 hektar hutan. Yang mana area ini lebih luas daripada negara Luxemburg.

Hal ini menyebabkan Delapan puluh lima persen emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia berasal dari deforestasi (37%), gangguan lahan gambut (27%), dan kegiatan penggunaan lahan lainnya (21%) (National Council Climate Change, 2010). Penebangan dan pembukaan hutan telah menjadikan negara kita sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah China dan AS.

luas-kebakaran-hutan-dan-lahan-ri-bertambah-19-pada-2021-by-katadata

Alih fungsi hutan menjadi perkebunan, hutan produksi, pertambangan, dan ilegal logging adalah beberapa hal yang menjadi penyebab berkurangnya luas hutan Indonesia. Belum lagi perilaku pembukaan lahan dengan cara pembakaran yang seringkali memicu kebakaran hutan yang parah seperti yang terjadi pada tahun 1997, 2015 dan 2019. Kebakaran hutan bukan hanya menghancurkan ekosistem hutan, tetapi juga menyebabkan polusi udara yang parah. Kesehatan jutaan orang terancam karena dampak kabut asap yang bahkan menyelimuti hingga negara tetangga.

Dengar Alam Bernyanyi, Yuk Sayangi dan Jaga Mereka

#DengarAlamBernyanyi suara angin semilir, kicau burung bersahutan, lalu gemerisik pohon rindang yang begitu menenangkan. Ketika berjalan melewati hutan, kita akan mendapatkan perasaan tenang, menarik napas sedikit lebih dalam karena udara lebih segar, badan menjadi lebih rileks dan pikiran terasa lebih jernih.

Lagu berjudul Dengar Alam Bernyanyi menggambarkan hal ini dengan sangat baik. Bagaimana hutan menunggu kita untuk kembali memberikan cinta. Karena ditangan kitalah kendali untuk melakukan perubahan terletak. Bersatu menghajar polusi, letakan gawai dan rasakan bisik angin yang bernada.

Apa yang bisa kita lakukan #UntukmuBumiku ? Kita tidak bisa tinggal diam dan saatnya #TeamUpforImpact. Beberapa hal bisa kita lakukan untuk menekan laju deforestasi, dan ini bisa dimulai dari diri sendiri.

Konsumsi apapun dengan bijak

Kita menuntut terlalu banyak dari planet kita dengan menghabiskan sumber daya dengan cara yang tidak bijaksana. Dan faktanya FAO memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi di dunia untuk konsumsi manusia setiap tahun justru terbuang sia-sia. Padahal untuk memproduksinya butuh lahan yang tidak sedikit, emisi karbon, pupuk dan berbagai macam hal yang tidak baik untuk bumi. Jika kita mulai mengurangi permintaan, kita akan berkontribusi untuk menjaga bumi secara tidak langsung.

Jika memiliki lahan yang kosong kita bisa memanfaatkannya untuk menanam berbagai tanaman. Jika lahannya sempit kita bisa menanam sekedar cabe, tomat dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan dapur. Jika lahannya cukup lapang maka kita bisa menanam pohon berbatang keras seperti mangga, durian dan yang lainnya.

Terapkan Gaya Hidup yang ramah lingkungan

Pilihlah produk yang ramah lingkungan. Gunakan kemasan yang bisa di daur ulang, atau sebisa mungkin mengurangi penggunaan sampah plastik. Hemat listrik, matikan jika tidak dipakai, kita harus ingat bahwa sebagian besar pembangkit listrik kita masih menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu, gunakan transportasi umum, bersepeda atau bahkan jalan kaki jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.

Jangan tergiur untuk gonta ganti gadget hingga benar-benar rusak atau tidak bisa dipakai. Karena tanpa kita sadari produk-produk tekhnologi itu bisa menjadi sumber deforestasi. Karena mineral yang dipakai ditambang serta diekstraksi dengan menghasilkan polusi. Jadi gunakan produk tekhnologi seperti smartphone, laptop dan lainnya dengan hati-hati supaya lebih awet.

Sebarkan Awareness tentang Pentingnya Hutan

Sebarkan kesadaran akan pentingnya hutan kepada keluarga, teman, atau kolega. Beri tahu mereka tentang konsekuensi dari deforestasi. Dan sebarkan cara tentang bagaimana mereka juga dapat mengambil peran untuk membuat perbedaan.

Salah satunya bisa dengan cara yang asyik seperti menyimak lagu “Dengar Alam Bernyanyi“. Lagu ini akan sangat menyenangkan untuk mengenalkan alam dengan cara yang positif kepada generasi muda. Liriknya mengajak kita untuk lebih peduli terhadap alam, dengan nada yang riang lagu ini memberikan vibrasi yang positif.

Tanamkan rasa tanggung jawab pada lingkungan, mulai dari hal kecil dan lakukan dengan konsisten sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Mungkin Kita memang bukan seorang yang memiliki kekuatan untuk membuat kebijakan tetapi kita bisa tetap berkontribusi untuk menjaga Bumi.

Kesimpulan

Perubahan iklim bukan hanya sebatas isu semata, tetapi kini dampaknya bisa benar-benar kita rasakan. Belum lama ini negara-negara Eropa dilanda gelombang panas yang memicu kebakaran hutan dan meningkatnya suhu hingga 40 derajat celcius. Di sisi lain cuaca menjadi tidak menentu, musim hujan dan kemarau tidak lagi teratur. Air laut naik seperti yang melanda pesisir utara Jawa dimana air rob semakin menggerus daerah pantai.

Iklim yang berubah juga memberikan dampak pada pertanian, tanaman bisa hancur dan gagal panen. Kondisi ini bisa mengancam ketersedian pangan bagi jutaan orang di dunia. Kekeringan panjang juga semakin sering terjadi, membuat akses air bersih semakin sulit didapatkan.

Begitu banyak hal yang mengerikan yang bisa dipicu oleh pemanasan global, jadi ayo mulai untuk menerapkan gaya hidup “hijau” yang bisa kita lakukan. Jika ini dilakukan oleh banyak orang, aka gerakan ini akan memberikan dampak yang sangat berarti. Sebarkan terus pentingnya menjaga bumi, jadilah generasi muda yang bertanggung jawab. Yuk mulai sekarang juga!

Sumber penulisan:

Katadata, ran.org, https://www.sustainablepalmoilchoice.eu/deforestation-causes-in-indonesia-palm-oil/, https://www.workingabroad.com/travel/indonesia-wildlife-and-biodiversity/

Facebook Comments