Di era disruptif seperti sekarang ini, semua hal dibuat seringkas dan sepraktis mungkin demi menyingkat waktu juga memudahkan aktivitas. Tak terkecuali di bidang keuangan sepeti fintech. Saat ini fintech telah sedikit demi sedikit menggantikan pekerjaan utama institusi finansial seperti bank atau multifinance dalam produk-produk keuangan. Sektor ini berkembang sangat progresif dan semakin menjadi idola sejak kemunculannya pada 2016 hingga saat ini. Salah satu produk unggulan fintech adalah pinjaman dana online yang mampu menyederhanakan proses transaksi. Seseorang tak perlu repot pergi ke bank hanya untuk membuka rekening hingga melakukan pembayaran dengan segala persyaratannya yang rumit.
Sektor fintech bergerak dengan sangat dinamis. Hal ini juga diiringi dengan inovasi regulasi yang kerap dilakukan oleh dua lembaga pengawasnya yakni Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Layanan pinjaman dana online yang kini semakin mudah didapatkan memang bisa memberikan keuntungan, namun juga bisa menjadi beban. Apabila digunakan dengan cara-cara yang tepat, tentunya akan sangat membantu keuangan. Di sisi lain, jika digunakan secara kurang bijak, aktivitas ini bisa merugikan diri sendiri.
Salah satu kelebihan dari layanan pinjaman yang diberikan oleh sektor fintech ini adalah prosesnya yang cepat dan tidak memerlukan persyaratan dokumen yang rumit. Sehingga bagi seseorang yang sedang membuthkan dana medesak dan cepat, pinjaman online adalah pilihan yang tepat. Meski demikian, layanan ini memberikan bunga yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan layanan pinjam uang konvensional. Maka dari itu, sebelum meminjam dana secara online sebaknya perhatikan dulu 7 hal berikut.
1. Tentukan jumlah pinjaman yang dibutuhkan
Menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan jumlah pinjaman yang dibutuhkan. Ajukan nominal pinjaman yang benar-benar dibutuhkan dan jangan dilebih-lebihkan. Karena hal yang perlu selalu diingat adalah semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar pula angsuran yang harus ditanggung. Salah satu tipsnya adalah dengan mengajukan pinjaman yang angsurannya tidak lebih dari 30 persen penghasilan.
2. Pastikan memilih lembaga yang sudah dalam pengawasan OJK
Layanan yang sudah terdaftar di OJK telah terjamin kredibilitasnya, sehingga seseorang akan merasa lebih aman ketika melakukan pinjaman dana online. Semua data nasabah tersimpan aman dan penetapan bunga tentu sudah sesuai dengan aturan, sehingga kerugian pun dapat ditekan.
3. Lakukan simulasi
Agar lebih meyakinkan, tak ada salahnya untuk melakukan simulasi terkait dengan nominal angsuran yang perlu dibayarkan. Biasanya fitur simulasi ini juga sudah tersedia di website penyedia jasa. Dengan memanfaatkan fitur tersebut, seseorang bisa melihat dengan detail dan pasti berapa jumlah uang yang harus diangsur dan total pengembaliannya. Hal ini tentu sangat membantu agar dana yang sudah disiapkan untuk kebutuhan bulanan lain tidak terganggu.
4. Gunakan pinjaman untuk hal produktif
Tidak sedikit orang yang justru terjerat hutang sendiri karena menggunakannya bukan untuk hal-hal produktif. Hutang produktif merupakan hutang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti misalnya pendidikan, untuk modal bisnis, biaya kesehatan, atau tambahan biaya pernikahan Hal produktif ini nilainya akan meningkat seiring waktu.
Berbeda keadaannya jika seseorang berhutang hanya untuk mewujudkan kebutuhan konsumtifnya seperti untuk membeli barang mewah hingga gadget versi terbaru. Seseorang yang memiliki hutang konsumtif cenderung lebih berisiko terjerat hutang.
5. Hitung kemampuan untuk membayar pinjaman
Meski tujuan berhutang adalah untuk kebutuhan produktif, perlu diperhatikan juga kemampuan dalam mengembalikannya. Menghitung rasio hutang sangat penting dilakukan agar seseorang bisa mempersiapkan dana untuk membayar tanggung jawabnya.
Setidaknya, rasio angsuran yang sehat adalah yang tidak melebihi 30% gaji bulanan. Jika lebih, tidak menutup kemungkinan nantinya akan memberatkan. Sehingga perlu mempertimbangkan kembali apabila ada keinginan untuk mengambil hutang baru untuk membayar hutang sebelumnya. Jangan sampai hanya gali lubang tutup lubang.
6. Pilih lembaga dengan bunga rendah dan tenor panjang
Bukan rahasia lagi jika lembaga pinjaman online menetapkan bunga yang lebih tinggi daripada bank atau lembaga pinjaman dana konvensional. Hal ini juga tak bisa lepas dari proses pendaftaran dan pencairan dananya yang serba cepat. Walaupun demikian, penyedia pinjaman online yang baik biasanya mematok bunga yang tak terlalu jauh dari bank.
Oleh karenanya menjadi peting untuk meneliti kembali besaran bunga dan biaya tambahan yang dikenakan. Sebelum calon nasabah menyetujui kesepakatan, lembaga pinjaman online yang aman akan memaparkan seluruh besaran bunga dan biaya tambahan secara transparan. Hal ini termasuk biaya administrasi, biaya denda, dan biaya lainnya.
7. Bandingkan situs layanan pinjam online yang ada
Beragam lembaga dengan situs penyedia tersebar di dunia maya. Maka perlu selektif dalam memilihnya. Pastikan layanan dipilih bisa meng-cover jumlah pinjaman yang dibutuhkan. Bandingkan juga beberapa ketentuan yang diterapkan oleh masing-masing lembaga pinjaman dana online tersebut. Mulai dari suku bunga, biaya administrasi, serta tenor atau waktu pengembalian yang diterapkan.
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan sebelum melakukan pinjaman uang secara online. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar pinjaman yang dilakukan benar-benar bisa bermanfaat dan tidak memberatkan. Sebagai referensi, salah satu lembaga pinjaman online yang terpercaya dan aman bisa langsung dilihat di https://www.cekaja.com/kredit/pinjaman-online/.