Selamanya menjadi buruh jelas itu bukanlah suatu cita-cita. Saya yakin semua orang tidak ingin jadi buruh, tidak ingin selamanya menjadi bawahan. Menjadi seorang pengusaha atau wiraswastawan adalah hal yang buruh inginkan.
Namun terkadang keadaanlah yang memaksa sebagian orang menjadi buruh selamanya. Saya sekarang seorang buruh di sebuah pabrik, saat pertama kali masuk bagi saya adalah anugerah bisa mendapatkan pekerjaan. Namun ketika saya melihat para pekerja lama yang notabene umurnya menjelang senja, di usia menginjak 40an dia belumlah mempunyai rumah layak untuk di tinggali. Menghutang demi kelangsungan keluarganya adalah hal biasa.
Sungguh menjadi sebuah ironi bagi saya melihat cermin kehidupan buruh tersebut. Gaji sebulan hanya numpang lewat, habis di bayarkan ini itu. Bagi saya yang masih single saja sulit untuk nabung apalagi bagi mereka yang sudah beristri ditambah lagi anak-anaknya bersekolah, sungguh tidak terbayangkan betapa repotnya mengurus keuangan keluarga.
Jelas menjadi Buruh bukanlah pilihan hidup yang menjanjikan, buruh tidak akan menjamin kesejahteraan. Apa kamu pernah mendengar seorang buruh kaya raya? Tidak ada bukan?. Walaupun kaya raya bukanlah tujuan hidup namun yang terpenting dari ini semua adalah kemerdekaan seseorang untuk hidup lebih layak, hidup tanpa bayang-bayang kecemasan masa depan anak-anaknya.
Sekarang saatnya harus percaya diri untuk memulai sebuah usaha. Mengasah kemampuan wirausaha dan mandiri untuk menata kehidupan yang lebih baik. Tidak, bukan modal masalah utama dalam memulai usaha tapi kemauan keras mengubah kehidupan adalah yang terpenting. Tidak jelek menjadi seorang buruh namun menjadi wirausahawan jelas lebih baik.