Sebenarnya teko itu akan selalu mencurahkan isinya pada cangkir bila isinya air putih, maka akan keluar air putih, bila diisi air teh maka akan keluar air teh, bila diisi kopi, maka akan keluar air kopi tidak mungkin terjadi selain itu, pada kondisi universal.
Teko akan menuangkan isinya pada cangkir (wadah minum lainnya) bila diminta/ diinginkan, namun akan sulit bagi teko bila cangkir nya ditutup/tertutup, karena tentu saja teko takkan pernah bisa mengisi cangkir yang tertutup. Bila kondisi cangkir masih
penuh isi, tentu saja teko pun akan sia-sia saja menuangkan isinya, karena akan tumpah, yang justru malah jadi mubadzir.
Namun bagaimana bila isi cangkirnya hanya setengah? , tentu saja bisa diisi, dengan ketentuan setengah isi cangkir tersebut sama dengan apa yang akan dikeluarkan oleh teko, bila berbeda,
tentu saja seseorang takkan pernah merasakan apa rasa sejati isi teko, dan itupun sia-sia.
Kasus lain lagi adala bila cangkir tersebut ternyata selalu berubah-ubah posisinya hingga tidak sesuai dengan sasaran tuang teko entah selalu lebih tinggi ataupun berpindah-pindah, inipun akan tentu saja menyusahkan teko untuk menuangkan isinya, karena hanya akan tumpah berceceran kemana-mana, hingga inipun sia-sia belaka.
Lalu harus bagaimana seharusnya? , cara yang baik dan benar adalah bila teko mau sedikit merunduk untuk menuangkan isinya pada cangkir, dan cangkir mau meneguhkan posisi dan sikapnya
untuk menerima isi teko, dan tentu saja untuk lebih memudahkan teko untuk menuangkan isinya cangkir juga harus ikhlas berada lebih rendah dari teko.
Tapi ingat !! janganlah sekali-kali cangkir mau dituangkan isi teko, bila telah tahu, bahwa isi teko hanyalah air kotor yang tak
bermanfaat.
Nah kamu sekarang jadi teko atau cangkir?