Perkembangan teknologi ponsel pintar saat ini semakin pesat dari tahun ke tahun. Mulai dari layar anti-gores, bodi metal, pinggiran layar melengkung, kamera ganda dan masih banyak lagi inovasi teknologi smartphone. Tetapi ada satu inovasi yang belum begitu banyak digunakan, yaitu fitur wireless charging. Smartphone yang memiliki teknologi ini bisa mengisi baterainya tanpa harus tersambung menggunakan kabel micro-USB seperti ponsel pada umumnya, cukup letakan smartphone di atas charger wireless maka baterai akan terisi. Fitur pengisian daya nirkabel untuk sementara ini hanya bisa ditemukan di ponsel flagship kelas atas seperti Samsung Galaxy S8 atau iPhone 8. Fitur wireless charging belum ditemukan di smartphone kelas menengah ke bawah.
Tidak hanya di smartphone, beberapa produsen furniture bahkan menyematkan fitur pengisian daya nirkabel ini pada produknya. Misalnya MakeZens, produk meja kantornya memiliki charger wireless terintegrasi di dalam mejanya. Jadi pengguna meja ini bisa mengisi ulang baterai dengan meletakkan ponsel di atas meja seperti biasanya.
Teknologi wireless charging sebenarnya bukanlah inovasi terbaru saat ini. 100 tahun yang lalu, teknologi ini sudah pernah dicoba oleh ilmuwan dari Amerika Serikat yang namanya sudah dikenal banyak orang – Nikola Tesla. Salah satu eksperimennya adalah menyalakan lampu listrik tanpa tersambung dengan kabel.
Namun inovasi nirkabel tersebut tidak begitu berkembang di semasa hidup Nikola Tesla. Baru beberapa tahun terakhir ini mulai banyak diminati karena kepraktisannya. Padahal di tahun 2012, Nokia pernah meluncurkan ponsel pintar seri Lumia 820 dan Lumia 920 pada tanggal 5 september. Kedua smartphone asal Finlandia ini sudah mengadopsi Qi inductive charging. Sedangkan produsen ponsel android terbesar saat ini – Samsung, baru menghadirkan fitur wireless charging ini pada seri Galaxy S5 di tahun 2014. Dan fitur ini terus ada sampai generai Galaxy S8 sekarang. Apple juga tidak ketinggalan menggunakan fitur ini di seri iPhone 8 dan iPhone X.
Cara kerja charger wireless adalah memanfaatkan induksi elektromagnetik yang terdapat di unit charger dan smartphone itu sendiri. Di bagian dalam charger terdiri dari induktor yang mengkonversi daya listrik menjadi magnetik. Daya magnetik ini kemudian ditangkap oleh ponsel yang mendukung teknologi wireless charging dengan merubahnya menjadi listrik untuk mengisi baterai.
Beberapa kelebihan dari wireless charging adalah:
- Port USB pada smartphone dan kabel USB akan lebih awet karena tidak sering digunakan untuk mengisi baterai.
- Untuk mengisi ulang baterai ponsel cukup letakan ponsel di atas chargernya maka secara otomatis akan mulai mengisi.
- Jika teknologi ini bisa diterapkan secara massal. Maka di tempat fasilitas umum seperti bandara, terminal atau yang lainnya bisa menyediakan charger wireless yang kompatibel dengan semua jenis darn merk ponsel. Ini dikarenakan sifat wireless charging yang universal.
Semua teknologi mempunyai kekurangannya juga
Dari sisi kepraktisannya, charger wireless menawarkan kemudahan untuk mengisi daya tanpa harus repot mencari charger. Tetapi bagi sebagian orang yang terbiasa menggunakan ponselnya saat mengisi daya mungkin tidak cocok dengan charger wireless.
Charger wireless belum bisa secara maksimal dalam pengisian baterai jika dibandingkan dengan charger kabel. Ini dikarenakan sebagian daya berubah menjadi panas dan tidak semuanya menjadi listrik. Selain itu karena kerumitan sistemnya, charger wireless lebih mahal daripada charger biasa. Itulah mengapa fitur ini baru bisa ditemukan di ponsel kelas atas. Ukuran ponsel juga menjadi semakin tebal karena tambahan wireless receiver di bagian belakangnya.